Oleh: Rabi'ulfiyani
(Mahasiswi STITMA YOGYAKARTA)
Dosen: Ustadzah Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I.
Pendahuluan
Pendidikan merupakan fondasi krusial bagi perkembangan kepribadian dan peradaban manusia. Dalam era yang terus berubah ini, dunia pendidikan mengalami dinamika yang mencakup materi pelajaran, sistem dan metode pembelajaran, hingga manajemen pendidikan itu sendiri. Perkembangan adalah bagian dari kehidupan yang selalu berlangsung seiring dengan evolusi manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Pesantren, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua, telah berkontribusi secara signifikan dalam mencerdaskan bangsa, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, dan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi ciri khasnya. Pada awal kemunculannya, pesantren berkembang di daerah pedesaan, didukung oleh keinginan dan dorongan masyarakat setempat. Hal ini menjadikan pesantren kuat dan kental dengan budaya lokal.
Manajemen memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk di pesantren. Sebagai lembaga yang menekankan nilai-nilai agama dan moral, pesantren memerlukan sistem manajemen yang efektif untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia, baik dari segi manusia, materi, maupun keuangan. Dengan manajemen yang baik, pesantren dapat merancang kurikulum yang sesuai, melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Selain itu, manajemen yang efektif juga berkontribusi pada pengembangan kompetensi pendidik dan santri, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi strategi manajerial yang tepat, yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses pendidikan di pesantren, serta bagaimana pesantren dapat beradaptasi dengan tantangan dan perubahan zaman untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.
Pembahasan
Banyak pemahaman mengenai manajemen dalam bahasa Inggris yang berarti "to manage," yang mencakup pengaturan atau pengelolaan. Secara khusus, manajemen merujuk pada kepemimpinan dalam organisasi, di mana orang yang memimpin disebut manajer. Istilah "manajemen" berasal dari kata Latin "managio," yang berarti pengelolaan, atau "managiare," yang berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah. Ini menunjukkan bahwa manajemen adalah ilmu, kiat, dan profesi yang mencakup dua kegiatan utama: berpikir (mind) dan bertindak (action). Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan pengendalian. Dalam konteks ini, manajemen dapat diartikan sebagai pengelolaan, pengendalian, dan bimbingan. Manajemen adalah aktivitas untuk menggerakkan orang lain menuju tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson, manajemen merupakan proses mengintegrasikan sumber daya yang beragam menjadi satu sistem untuk mencapai tujuan, di mana sumber daya ini mencakup orang, alat, dan keuangan. Manajemen yang baik dalam organisasi, khususnya di lembaga pendidikan pesantren, penting untuk menghasilkan hasil yang optimal. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengintegrasikan semua aspek pendidikan, termasuk spiritual, intelektual, dan moral-emosional. Lingkungan pesantren perlu dirancang untuk mendukung pendidikan, di mana semua yang dialami santri berkontribusi pada pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini mendorong terbentuknya masyarakat belajar atau learning society, yang tidak dapat terwujud tanpa manajemen yang efektif. Pemimpin pesantren, yang biasanya adalah kyai, harus memahami berbagai peran seperti pemimpin, manajer, dan evaluator. Dale mendefinisikan manajemen sebagai upaya mengelola orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Giegold menekankan bahwa manajemen adalah proses siklis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Dalam konteks pendidikan, Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa pendidikan adalah upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membentuk kepribadian anak didik. Kata pendidikan sendiri berasal dari “didik,” yang menunjukkan proses perubahan sikap dan perilaku melalui pengajaran.
Menurut Muhammad Yacub, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam non-klasikal, yang sering menggunakan kitab kuning dalam pengajarannya. K.H. Imam Zarkasyi mendefinisikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, di mana kyai berperan sebagai guru dan masjid sebagai pusat kegiatan. Dengan demikian, manajemen pendidikan pesantren adalah proses menyeluruh untuk mencapai tujuan yang terorganisir dan diawasi, serta harus sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Penjelasan lebih rinci adalah sebagai berikut:
1.Perencanaan, proses menetapkan tujuan dan menentukan cara serta sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya. Ini mencakup merumuskan tujuan, memilih program, dan mengidentifikasi sumber daya yang terbatas.
2.Pengorganisasian, mengatur kerja sama dalam kelompok dengan membagi tugas dan menetapkan unit kerja untuk mencapai tujuan bersama.