Lihat ke Halaman Asli

Rabi ulfiyani

Mahasiswi

Peran Manajemen Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Pesantren

Diperbarui: 25 Oktober 2024   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Rabi'ulfiyani 

            (Mahasiswi STITMA YOGYAKARTA)

Dosen: Ustadzah Qiyadah Robbaniyah, M.Pd.I.

Pendahuluan

Pendidikan merupakan fondasi krusial bagi perkembangan kepribadian dan peradaban ‎manusia. Dalam era yang terus berubah ini, dunia pendidikan mengalami dinamika yang ‎mencakup materi pelajaran, sistem dan metode pembelajaran, hingga manajemen pendidikan itu ‎sendiri. Perkembangan adalah bagian dari kehidupan yang selalu berlangsung seiring dengan ‎evolusi manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki dampak signifikan pada ‎berbagai aspek kehidupan manusia. Pesantren, sebagai salah satu institusi pendidikan tertua, telah ‎berkontribusi secara signifikan dalam mencerdaskan bangsa, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, ‎dan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang menjadi ciri khasnya. Pada awal kemunculannya, ‎pesantren berkembang di daerah pedesaan, didukung oleh keinginan dan dorongan masyarakat ‎setempat. Hal ini menjadikan pesantren kuat dan kental dengan budaya lokal.‎

Manajemen memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk ‎di pesantren. Sebagai lembaga yang menekankan nilai-nilai agama dan moral, pesantren ‎memerlukan sistem manajemen yang efektif untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia, ‎baik dari segi manusia, materi, maupun keuangan. Dengan manajemen yang baik, pesantren dapat ‎merancang kurikulum yang sesuai, melaksanakan pembelajaran yang inovatif, dan menciptakan ‎lingkungan belajar yang mendukung. Selain itu, manajemen yang efektif juga berkontribusi pada ‎pengembangan kompetensi pendidik dan santri, sehingga meningkatkan kualitas pendidikan yang ‎diberikan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi strategi manajerial yang tepat, yang ‎dapat memberikan pengaruh positif terhadap proses pendidikan di pesantren, serta bagaimana ‎pesantren dapat beradaptasi dengan tantangan dan perubahan zaman untuk mencapai tujuan ‎pendidikan yang lebih baik.‎

Pembahasan

Banyak pemahaman mengenai manajemen dalam bahasa Inggris yang berarti "to manage," ‎yang mencakup pengaturan atau pengelolaan. Secara khusus, manajemen merujuk pada ‎kepemimpinan dalam organisasi, di mana orang yang memimpin disebut manajer. Istilah ‎‎"manajemen" berasal dari kata Latin "managio," yang berarti pengelolaan, atau "managiare," yang ‎berarti melatih dalam mengatur langkah-langkah. Ini menunjukkan bahwa manajemen adalah ‎ilmu, kiat, dan profesi yang mencakup dua kegiatan utama: berpikir (mind) dan bertindak ‎‎(action). Fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, ‎koordinasi, dan pengendalian. Dalam konteks ini, manajemen dapat diartikan sebagai ‎pengelolaan, pengendalian, dan bimbingan. Manajemen adalah aktivitas untuk menggerakkan ‎orang lain menuju tujuan yang telah ditentukan. Menurut Johnson, manajemen merupakan proses ‎mengintegrasikan sumber daya yang beragam menjadi satu sistem untuk mencapai tujuan, di ‎mana sumber daya ini mencakup orang, alat, dan keuangan. Manajemen yang baik dalam ‎organisasi, khususnya di lembaga pendidikan pesantren, penting untuk menghasilkan hasil yang ‎optimal. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengintegrasikan semua aspek pendidikan, ‎termasuk spiritual, intelektual, dan moral-emosional. Lingkungan pesantren perlu dirancang untuk ‎mendukung pendidikan, di mana semua yang dialami santri berkontribusi pada pencapaian tujuan ‎pendidikan. Hal ini mendorong terbentuknya masyarakat belajar atau learning society, yang tidak ‎dapat terwujud tanpa manajemen yang efektif. Pemimpin pesantren, yang biasanya adalah kyai, ‎harus memahami berbagai peran seperti pemimpin, manajer, dan evaluator. Dale mendefinisikan ‎manajemen sebagai upaya mengelola orang dan sumber daya untuk mencapai tujuan. Giegold ‎menekankan bahwa manajemen adalah proses siklis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, ‎pengarahan, dan pengawasan. Dalam konteks pendidikan, Zakiah Daradjat menjelaskan bahwa ‎pendidikan adalah upaya yang dilakukan orang dewasa untuk membentuk kepribadian anak ‎didik. Kata pendidikan sendiri berasal dari “didik,” yang menunjukkan proses perubahan sikap ‎dan perilaku melalui pengajaran.‎

Menurut Muhammad Yacub, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam non-klasikal, ‎yang sering menggunakan kitab kuning dalam pengajarannya. K.H. Imam Zarkasyi ‎mendefinisikan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, di mana kyai ‎berperan sebagai guru dan masjid sebagai pusat kegiatan. Dengan demikian, manajemen ‎pendidikan pesantren adalah proses menyeluruh untuk mencapai tujuan yang terorganisir dan ‎diawasi, serta harus sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Fungsi manajemen terdiri ‎dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Penjelasan lebih rinci adalah ‎sebagai berikut:‎

‎1.‎Perencanaan, proses menetapkan tujuan dan menentukan cara serta sumber daya yang ‎diperlukan untuk mencapainya. Ini mencakup merumuskan tujuan, memilih program, dan ‎mengidentifikasi sumber daya yang terbatas.‎

‎2.‎Pengorganisasian, mengatur kerja sama dalam kelompok dengan membagi tugas dan ‎menetapkan unit kerja untuk mencapai tujuan bersama.‎

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline