Ketidak adilan hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran hukum, penghianatan terhadap demokrasi, dan ketimpangan sosial-ekonomi yang semakin mengkhawatirkan, hutang negara yang semakin menumpuk, pelemahan KPK secara tersetruktur, masif dan sistematis, serta semakin tersungkurnya ekonomi Indonesia ke dalam sistem Neoliberalisme, Semua Itu Tertutupi oleh wajah Pak Presiden.
Rakyat Indonesia dan bahkan banyak kaum terpelajar hilang nalar kritisnya karena terhipnotis oleh wajah itu. Sikapnya yg sering blusukan dan bagi-bagi sembako di tengah jalan membuat rakyat terpedaya. Mereka lupa bahwa wajah dan blusukan itu bukan SUBSTANSI bernegara. Tetapi gagasan, strategi dan langkah kongkrit menuju Indonesia berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, demokratis, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat adalah yang paling utama.
Semoga dugaan saya bahwa rakyat Indonesia masih didominasi pemilih pisikologis semoga tidak benar. Karena itu akan mengurangi keadilan berfikir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H