Lihat ke Halaman Asli

Memahami Perkembangan Manusia Melalui Lensa Teori Nativisme, Empirisme, dan Konvergensi

Diperbarui: 29 Oktober 2023   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pin.it/3XvDzOg

Apa yang Membentuk Manusia?

Apakah kita lahir sebagai tabula rasa (lembaran kosong) yang kemudian diisi dengan pengalaman, atau apakah kita memiliki pengetahuan bawaan? Pertanyaan ini adalah inti dari perdebatan panjang tentang perkembangan manusia. Bagi para pemikir seperti John Locke, pengikut teori empirisme, pengalaman adalah segalanya. Namun, bagaimana hal ini berkaitan dengan teori-teori lainnya?

Adakah Pengetahuan Bawaan?

Teori nativisme, yang dikembangkan oleh para pemikir seperti Arthur Schopenhauer, mengemukakan bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa sejak lahir (faktor pembawaan). Dalam dunia pendidikan, paham ini dikenal dengan "Pedagogik
Pesimisme
". Hal ini disebabkan karena aliran nativis memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam, termasuk tentang pendidikan. Aliran ini menganggap pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa terhadap perkembangan anak. Pertanyaannya adalah, apakah pendidikan tidak penting untuk perkembangan manusia? Jika iya, untuk apa kita harus sekolah?  

Apakah Pengalaman Merupakan Guru Terbaik?

Teori empirisme, yang dikemukakan oleh John Lock, menyatakan bahwa tiap individu yang lahir bagaikan kertas putih. Manusia lahir tanpa pengetahuan bawaan dan semua pengetahuan diperoleh melalui pengalaman (lingkungan). Pertanyaannya, apakah segala hal yang kita ketahui berasal dari interaksi dengan dunia di sekitar kita? Bagaimana pengalaman awal kita memengaruhi perkembangan selanjutnya?

Apakah Ada Titik Temu dalam Teori Perkembangan Manusia?

Teori konvergensi merupakan gabungan dari teori Nativisme dan Empirisme. Teori yang dipelopori oleh William Stern menyatakan bahwa bakat bawaan anak (hereditas) tidak akan dapat berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Dalam teori ini maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan dipengaruhi oleh kedua aspek tersebut yaitu hereditas dan lingkungan, dimana setiap perkembangan manusia berbeda-beda sesuai dengan hereditas dan lingkungan yang mempengaruhinya.

Kesimpulan: Memahami Perkembangan Manusia

Perjalanan untuk memahami perkembangan manusia adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pertanyaan menarik. Apakah kita lebih dipengaruhi oleh pengalaman, faktor bawaan, atau keduanya? Pertanyaan ini terus memotivasi penelitian dan eksplorasi dalam psikologi perkembangan. Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana manusia tumbuh, belajar, dan berkembang sepanjang hidup mereka.

Sumber :

Nerizka, D., & Latifah, E. (2021). FAKTOR HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER. . Jurnal Pendidikan Karakter. Diakses dari https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/38234.

Suralaga, F. (2021). Psikologi Pendidikan: Implikasi dalam Pembelajaran. Depok: Rajawali Pers.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline