Lihat ke Halaman Asli

Rabiatul Husna

Mahasiswa Uin Imam Bonjol Padang, prodi psikologi islam

Menilai Kasus Dukun Penggandaan Uang dari Sudut Pandang Psikologi

Diperbarui: 15 Juni 2023   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Baru-baru ini masyarakat dikejutkan dengan berita kasus dukun penggandaan uang yang dilakukan oleh Mbah Slamet di Banjarnegara, Jawa Tengah. Mbah Slamet dikenal sebagai dukun penggandaan uang dan menipu banyak orang serta telah menghabisi 12 orang nyawa kliennya. Mbah Slamet melakukan aksinya dengan memberikan sebuah minuman yang berisikan racun kepada korbannya dengan alasan sebagai ritual dalam melakukan penggandaan uang. Aksi ini telah dimulai Mbah Slamet sejak tahun 2020, sebagaimana yang telah diberikan keterangan oleh Kapolres Banjarnegara setelah melakukan pemeriksaan kepada pelaku.

Dalam melakukan aksinya, Mbah Slamet mempunyai kaki tangan yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan inisial BS. Kaki tangan Mbah Slamet ini, bertugas sebagai perantara atau marketing yang menawarkan jasa penggandaan uang melalui media sosial yaitu Facebook. Tersangka BS  ini memposting Mbah Slamet dan memberikan pujian-pujian bahwa Mbah Slamet adalah seorang dukun pengganda uang yang hebat. Tersangka BS ini juga membantu mempertemukan korban dengan pelaku penggandaan uang tersebut.

Aksi kejam yang dilakukan Mbah Slamet tersebut terbongkar setelah adanya laporan dari anak salah satu korban berinisial PO, yang melaporkan kepada polisi pada tanggal 27 Maret 2023 lalu. Sebab  sejak tanggal 24 Maret 2023 sang ayah tidak juga pulang dan tidak bisa dihubungi. Sebelum anaknya melapor, korban inisial PO ini sempat mengirimkan pesan kepada anaknya alamat rumah Mbah Slamet supaya sang anak mencarinya apabila ia sudah tidak dapat dihubungi. Dikarenakan korban ini kembali menemui Mbah Slamet untuk menagih uang yang dijanjikan. Dimulai dari laporan anak PO lah kasus ini terbongkar serta ditemukan juga jasad-jasad para korban lain yang dikuburkan Mbah Slamet di kebun miliknya.

Menurut saya sebagai mahasiswa psikologi Mbah Slamet ini memiliki gangguan kepribadian psikopat. Mengapa demikian? Sebab seorang individu yang berperilaku psikopat umumnya berperilaku kasar yang cenderung ke arah kriminal dan melakukan cara apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Ciri-ciri lain dari psikopat adalah ia tidak memilki hati nurani atau empati. Faktanya, dikalangan orang awam seorang psikopat itu dikenal dengan orang yang tidak memiliki hati nurani atau empati, walaupun ia tahu bahwa perbuatan yang dilakukannya itu dapat merugikan orang lain. Tetapi, ia tidak merasa bersalah atas apa yang ia lakukan bahkan ia merasa puas. Biasanya orang psikopat itu pintar menutupi jejaknya, dapat berperilaku normal dan cenderung tidak terlalu menonjol dalam lingkungannya. Alasan saya mengatakan bahwa Mbah Slamet itu psikopat dikarenakan ia tidak hanya menghabisi satu atau dua nyawa saja tetapi mencapai 12 orang.

Kenapa masih banyak orang yang percaya dukun di zaman sekarang? inilah sebabnya...

Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat zaman sekarang pola pikirnya masih bersifat materialistis, dengan begitu mereka mengangap bahwa datang ke dukun dapat mengubah hidup seseorang. Sedangkan menurut sosiolog Universitas Indonesia alasan masyarakat masih banyak yang percaya dukun yaitu:
* Karena masih kentalnya kepercayaan masyarakat terhadap dunia spiritual
* Adanya keinginan untuk cepat berhasil dan kaya dengan jalan pintas
* Tidak berkembangnya rasionalitas masyarakat Indonesia sehingga masih mudah tertipu

Biasanya, orang yang masih percaya dukun dan mudah tertipu karena ia sedang terlilit hutang atau ada masalah keuangan sehingga seseorang mudah tergiur dengan perkataan pelaku apalagi pelaku menunjukkan foto uang bergepok-gepok hasil testimoninya. Dengan begitu para korban pun merasa tertarik dan ingin mendapatkan uang banyak dengan jalan pintas. Siapa coba yang tidak tergiur melihat uang bergepok-gepok apalagi di saat kita benar-benar membutuhkan uang dan mendapatkannya juga mudah.

Cara mencegah supaya hal diatas tidak terulangi lagi adalah kita sebagai masyarakat jangan mudah percaya atau tertipu hanya karena janji-janji dan perkataan orang bahwa ia dapat menggandakan uang. Dan yang paling terpenting adalah perlunya iman dalam hati karena dengan adanya iman dalam hati kita senantiasa selalu mengingat Allah swt, bahwa dalam islam hal-hal ghaib tersebut tidak dibenarkan. Tergiur dengan uang justru na'asnya malah nyawa yang melayang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline