Tidak ada kemudhoratan pada segala yang sudah Allah tetapkan. Semua kejadian yang sudah Allah rancang akan ada hikmah dibaliknya. Allah berfirman dalam Q.S Al-Baqarah ayat 26 yang artinya: "Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?'' Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itu-lah orang-orang yang rugi."
Allah menciptakan sebuah Makhluk Mikro yang bernama COVID 19 adalah bukan untuk membuat hamba-Nya tersesat, melainkan untuk menguji keimanan seseorang. Di dunia Pendidikan, yang memegang peranan utama adalah Pendidik. Di masa Pandemi ini, Guru sedang diuji keteguhan niatnya dalam menjalankan perannya sebagai agent of change bagi generasi Z. Di masa ini akan ada 2 pilihan yang dihadapi oleh Guru yaitu bertahan dengan kondisi yang ada tanpa solusi atau berpikir kritis dan kreatif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang Pendidik.
Ya, sebagai seorang Pendidik kita tidak bisa diam begitu saja menghadapi kondisi pandemi ini. Sebelum pandemi ini, Pendidik menuntut Peserta Didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah pada saat kegiatan pembelajaran. Jadi sangat ironis sekali, jika seorang Pendidik tidak mampu berpikir cerdas dalam menghadapi situasi ini. Artinya, Pendidik yang cerdas adalah Pendidik yang tidak menjadikan Virus Corona ini sebagai penghalang dalam menanamkan karakter positif pada generasi Z. Justru, kondisi ini menjadi sebuah peluang dalam menanamkan karakter positif di Zaman generasi Z ini.
Menurut Wikipedia, Generasi Z merupakan generasi setelah generasi Y yang lahir pada rentang tahun 1998 sampai 2010. Generasi Z ini lahir pada Zaman Teknologi Informasi berkembang sangat pesat. Sehingga tidak heran Generasi Z ini sangat akrab dengan jaringan internet dan media sosial. Mulai dari twitter, whatsapp, facebook, Instagram, telegram maupun media social sudah tidak asing lagi bagi mereka karena sudah terdapat di aplikasi smartphone, android, tablet, gadget maupun laptop mereka.
Pendidik pada zaman sekarang merupakan generasi X atau generasi Y sedangkan Peserta Didik adalah generasi Z. Lalu bagaimana cara Pendidik menghadapi Generasi Z ini. Apakah tetap pendirian menggunakan cara-cara kuno dalam mendidik mereka?. Sahabat Rasulullah SAW, Khalifah Ali Bin Abi Thalib menyatakan "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian". Berdasarkan pernyataan Sahabat Rasulullah ini, kita disadarkan bahwa kita tidak dapat menggunakan cara-cara pada zaman kita dahulu. Namun, sebagai Pendidik harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.
Papan tulis, buku tulis maupun sarana dan prasarana jadul sudah tidak diminati lagi oleh peserta didik sekarang. Mereka dilahirkan pada zaman yang serba ingin instan, yaitu mulai dari mencari info dari mbah Google, menggambar dengan menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada di PlayStore, membuat video yang dapat di edit, membaca buku dari e-book, mengirimkan tugas menggunakan e-mail dan kegiatan lainnya yang memanfaatkan Teknologi super canggih.
Sebelum kasus COVID 19 tersebar dan diberlakukannya peraturan tetap di Rumah saja, tidak sedikit Pendidik yang masih mengunakan cara-cara lama mereka dalam proses pembelajaran. Beberapa alasan yang dijadikan penghalang Pendidik dalam melaksanakan perubahan ini adalah tidak tersedianya jaringan internet, sarana dan prasarana, hingga tidak ada waktu untuk mempelajari hal-hal yang baru. Padahal sosok Guru mempesona sangat diperlukan dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Guru mempesona adalah Guru yang mampu menjadi inspirasi bagi Peserta Didik. Jika Pendidik sudah mampu menjadi sumber inspirasi bagi Peserta Didiknya, maka Pendidik tersebut akan mudah menanamkan karakter-karakter positif pada Peserta Didiknya. Salah satu cara menjadi Guru mempesona adalah yang dengan cara menjadi guru canggih yang menguasai pekembangan tenologi dan Informasi. Jika Pendidik tidak mampu menguasai perkembangan teknologi dan Informasi maka bersiaplah untuk ditinggalkan oleh Peserta Didik,
Nah, beginilah cara Allah agar Pendidik mampu menjadi apa yang diharapkan oleh Peserta Didik pada Zaman ini. Dengan adanya pandemi ini, seorang guru akan memaksakan diri untuk melaksanakan pembelajaran berbasis IT, baik daring (online) maupun luring (offline). Pendidik pun akan berusaha untuk menguasai perkembangan IT mulai dari menggunakan aplikasi, platform, LMS maupun sarana dan prasarana berbasis IT.
Kondisi pandemi ini tidak menjadi halangan seorang Pendidik yang cerdas menumbuhkan karakter-karakter positif pada Peserta Didiknya. Pendidik masih dapat menumbuhkan karakter positif meskipun jarak jauh. Pendidik dapat menggunakan cara yang sesuai dengan keinginan mereka, contohnya memberi penugasan membuat Video Vlog yang menayangkan aktifitas positif mereka atau membuat poster-poster imbauan kebaikan dengaan aplikasi-aplikasi yang mereka sukai. Selain itu, Kondisi Pandemi ini juga menjadi peluang bagi Pendidik untuk selalu mengingatkan peserta didiknya dalam menggunakan bahasa yang bijak dan santun ketika berinteraksi di media social. Peserta Didik akan selalu dilatih menggunakan bahasa tulisan yang tidak mengandung unsur kontroversial. Ujian berbasis Online secara tidak langsung akan melatih kejujuran peserta didik, dengan tidak bosan-bosannya untuk mengingatkan Peserta Didik sadar bahwa ada yang selalu mengawasi mereka kapanpun dan dimanapun berada.
Tidak ada daya upaya melainkan kekuatannya. Berdoa dalam diam adalah senjata utama dalam mengubah karakter Peserta Didik. Memang tidak mudah menanamkan dan menumbuhkan karakter positif pada Peserta Didik, Namun Usaha yang tidak henti-hentinya melalui ucapan nasehat dan diiringi do'a akan mampu menuntun mereka menjadi Pribadi yang unggul dan berkarakter mental positif. Selain itu juga butuh dukungan dan kerjasama dengan Orang Tua Peserta Didik yang memantau full di Rumah.
Banyak hal yang sudah Allah ajarkan dari Pandemi ini yaitu menyadarkan:
- Menyadarkan Pendidik menjadi Pendidik yang Professional Pembelajar bukan Profesional Mengajar
- Menyadarkan Orangtua yang sebagai Guru di Rumah bukan Pengasuh di Rumah
- Menyadarkan Peserta Didik yang butuh seorang Pendidik bukan Mentor penyampai materi