Usai Ujian Kenaikan Kelas (UKK), jelang pembagian Raport kenaikan kelas, ada satu agenda penting yang biasa dilakukan oleh tiap sekolah yaitu Rapat Kenaikan Kelas (RKK). Dalam rapat itu, seluruh unsur struktural sekolah hadir. Kepala sekolah beserta seluruh pembantunya (Humas, Kurikulum,sarpras, Kesiswaan), seluruh dewan Guru, Petugas Bimbingan Konselling, Petugas Piket dan staff TU hadir. Pada awal rapat, kepala sekolah memberikan sambutan, Distribusi Informasi kedinasan, sekaligus pembinaan dan evaluasi.
Seluruh informasi dan masalah masalah yang ada di sekolah secara umum dan detail dibahas. Informasi kedinasaan berupa kebijakan-kebijakan baru pemerintah pusat dan daerah terkait dengan pendidikan. Informasi umum lainnya juga di sampaikan. Contohnya soal kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang dalam waktu dekat akan segera dilaksanakan. Soal hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandart Nasional (USBN) dan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kelas tiga yang telah dilaksanakan.
"Bapak Ibu, Nilai Rata-rata UNBK tiap daerah tahun ini, turun secara umum. Namun demikian Alhamdulillah ada siswa dari sekolah kita mendapat predikat sebagai siswa terbaik sekabupaten/kota. Rabi dan Rama. Rata-rata nilai mata pelajaran yang di UNBK kan nilainya 8. Alat ukur kepandaian siswa yang betul-betul murni salah satunya ujian UNBK ini. Jadi itulah hasil dari apa yang kita tanam kepada anak-anak. Dari 195 sekolah di kota ini, kita pada posisi 100. Tentu ini perlu ada Evaluasi dari kitap.
Saya mohon, Input dari PPDB tidak bisa lagi dikeluhkan. Itulah tantangannya. Bagaimana kita bisa meningkatkan peringkat sekolah kita. Kita harus bertanya apakah perangkat mengajar kita sudah baik?, apakah metode mengajar kita sudah baik ?. Guru berperan sebagai ujung tombak dalam kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar. Mohon RPP dimasukkan isu lingkungan hidupnya. Tahun ini kita menolak jadi sekolah adiwiyata tingkat nasional, karena belum siap. Tahun ajaran baru masuk pukul 06.45. Kegiatan akademik yang sudah kita lakukan tahun ini adalah : FLS2N (belum satupun juara), O2SN (tingkat kota ga ada yang juara), tahun ini prestasi sekolah kita merosot.
Terkait dengan pembinaan , kepala sekolah secara umum menghimbau agar semua struktur sekolah bekerja dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. Kedisiplinan, profesionalisme dan sikap tanggung jawab mendapat sorotan lebih tajam dan detail. "bapak ibu,kita meminta anak didik kita agar disiplin, rajin dalam belajar dan mempunyai sikap tanggung jawab, namun kita sendiri tidak melakukan itu semua. Datang ke sekolah telat terus.
Mengajar malas, tanpa arah dan tujuan yang jelas. Masa bodoh terhadap perkembangan akademik dan sosial siswanya. Kita harus merubah seluruh prilaku buruk dan tidak profesional kita ke arah yang baik. Kita adalah Guru. Yang harus mampu di gugu dan ditiru !". demikian contoh pembinaan dari Kepala sekolah.
Sebelum semua wali kelas melaporkan semua siswa yang naik atau yang tidak naik kelas, Pembantu Sekolah Bidang kurikulum membacakan terlebih dahulu kriteria kenaikan kelas. Setiap kriteria di minta persetujuannya dari semua dewan guru. Contoh Kriteria Kenaikan kelas yang disepakati adalah sebagai berikut :
- Peserta didik telah menyelesaaikan seluruh program pembelajaran di kelas yang bersangkutan
- Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas 8, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal lebih dari 3 mata pelajaran.
- Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas 9, apabila yang bersangkutan tidak mencapai kriteria ketuntasan belajar minimal lebih dari 3 mata pelajaran.
- Peserta didik memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir tahun pelajaran untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia , kelompok kewarganegaraan dan kepribadian , kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Nilai dibawah KKM, Jika kurang dari 80 % dari KKM dapat di pertimbangkan untuk tidak naik kelas.(nilai mati)
- Kehadiran tidak lebih dari 10 hari ( tanpa keterangan) selama periode semester dua.
"baik lah bapa ibu, kita akan mulai laporan dari kelas 7 dulu. Dilanjutkan kelas 8 dan Sembilan. Mohon, agar rapat kenaikan ini efektif dan efisien terutama agar waktu bisa lebih efektif, setiap wali kelas hanya melaporkan berapa jumlah siswa kelasnya, lalu adakah masalah terkait dengan kriteria kenaikan kelas atau tidak, kalau tidak ada masalah, bisa dilanjutkan ke laporan kelas lainnya.
Kalau ada masalah, barulah dibahas. Walikelas melaporkan kepribadian siswa yang bermasalah, kemudian Guru mata pelajaran yang memberi nilai 'merah' memberikan alasan. Bagian Bimbingan Konseling juga memberikan laporan terkait dengan siswa yang bermasalah tersebut !, silahkan kita mulai kelas 7.1 dulu..!". Laporan dari tiap Wali kelas pun dimulai.
"assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, kelas 7.1 Jumlah siwa 35 siswa, 20 perempuan dan 15 laki-laki. Ada dua siswa yang bermasalah terkait dengan kriteria kenaikan kelas. Pertama, Rubadi, nilai mata pelajaran yang di bawah KKM ada lima. Matematika, IPA, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan SBK. Kehadiran tidak ada masalah. Kedua, Suminah, Nilai mata pelajaran yang dibawah KKM ada empat : Matematika, IPA, B.Indonesia. Nilai matinya satu (Matematika nilainya 40, nilai KKM nya 71). Kehadiran tidak ada masalah.
Demikian saya laporkan !". Pa Ferdi menutup laporannya sebagai wali kelas 7.1. "Baik terimakasih, sekarang saya minta laporan gambaran profil Rubadi dalam proses belajar !" pinta Kepala sekolah. " Rubadi memang dari segi IQ nya kurang. Membaca, menulis dan berhitung sederhana saja masih sangat kesulitan. Saya sudah minta orang tua dan keluarganya untuk memberikan pelajaran membaca, menulis dan berhitung di rumah atau di diberikan les tambahan. Bahkan Bu Irna bersedia untuk memberi les belajar menulis, membaca dan berhitung secara gratis.