Bukan hanya di buku dan rumus,
Tapi dalam jiwa yang haus akan ilmu.
Di bawah langit yang penuh mimpi,
Ia menuntun langkah-langkah kecil,
Seperti akar yang merambat di bumi,
Menyuburkan harapan dengan kasih dan doa.
Hari ini, di momentum yang mulia,
Kami mengenang, dengan rasa penuh hormat,
Bukan hanya di kelas ia mengajar,
Namun dalam hidup kami, ia menjadi teladan yang nyata.
"Anak-anakku, pendidikan bukan hanya untuk dunia,
Ia adalah perjalanan yang tak berakhir,"
Kata ibu, dengan semangat yang tak pernah pudar,
"S1 bukanlah akhir, tapi titik awal,
Kalian harus melampaui, seperti mentari yang tak pernah redup."
Dan di setiap langkah anak-anaknya,
Ia adalah angin yang menuntun terbang,
Anak pertama mengukir jejak di pemerintahan,
Yang kedua di dunia ketenagakerjaan,
Yang ketiga menyembuhkan dunia dengan meracik,
Dan sang terakhir, mengikuti jejaknya---
Menjadi guru, seperti sang ibu yang penuh cinta.
Sang ibu, seperti matahari yang selalu bersinar,
Mengajarkan bahwa belajar adalah cahaya yang tak pernah padam,
Di bawah sinarnya, anak-anak tumbuh berkembang,
Menjadi pohon yang berbuah dalam keberhasilan.
Hari ini, di Hari Guru Nasional,
Kami berdiri sebagai penerus langkahmu,
Menghormati segala pengorbananmu,
Dan berjanji untuk melanjutkan perjalanan yang kau mulai.
Ibu, engkau adalah guru sejati,
Yang tak hanya mengajar di kelas,
Tapi juga di kehidupan, mengajarkan nilai-nilai yang abadi,
Inilah penghormatan kami, untukmu,
Di hari guru, dalam setiap detik perjuanganmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H