Di ufuk langit Oktober,
Akhirnya kau tiba, hujan yang dinanti,
Sejak berbulan lamanya musimmu terlewati,
Angin yang berbisik, membawa kabar,
Bahwa doa-doa basah ini tak sia-sia.
Kau turun dengan lembut,
Menyentuh tanah yang merindukan basah,
Setiap tetesmu adalah berkah,
Menghapus jejak kering,
Menghidupkan kembali ranting-ranting rapuh.
Di ujung senja,
Saat deru kendaraan pulang ke rumah,
Kau masih menari di antara lampu jalan,
Waktu yang tepat,
Bagi jemari menari di atas kertas,
Menulis kabar anak-anak yang berkunjung,
Ke Museum Habibie yang penuh sejarah.
Hujan di bulan Oktober,
Kau bawa rindu yang akhirnya terjawab,
Membasahi bumi dan hati,
Semoga berkahmu meresap,
Seperti cerita yang tersusun rapi di halaman berita,
Tentang siswa yang belajar di bawah langit yang sama,
Ditemani hujan yang setia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H