Kalirejo, Banyuwangi (25/7/2023). Sepuluh mahasiswa anggota kelompok KKN BBK-2 UNAIR secara kolektif berkomitmen menanamkan rasa cinta dan peduli lingkungan kepada siswa-siswi Desa Kalirejo. Komitmen ini diwujudkan dengan penyuluhan pengelolaan sampah dan pembuatan kompos ke siswa-siswi SDN 1 Kalirejo. Komitmen ini juga merupakan pengejawantahan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan tempat mereka mengabdi, terutama terkait permasalahan timbunan sampah yang kian mengkhawatirkan.
Menurut data tahun 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, timbunan sampah di Kabupaten Banyuwangi mencapai 297,078.45 ton/tahun. Angka tersebut akan sangat mungkin terus bertambah apabila tidak ada solusi yang tepat dari pemerintah, dan kesadaran dari masyarakat setempat. Berangkat dari problematika tersebut, mahasiswa KKN BBK-2 UNAIR berinisiatif mengajak anak-anak Desa Kalirejo untuk peduli terhadap lingkungan sekitar melalui program penyuluhan, dan praktik pemilihan sampah secara langsung di sekolah dasar. Hal ini diharapkan dapat menanamkan kebiasaan baik sejak dini, sehingga anak-anak sebagai bibit generasi penerus Desa Kalirejo ini, memiliki kesadaran dan kebiasaan baik di masa depan.
Penyuluhan pengelolaan sampah dan pembuatan kompos dilaksanakan pada Selasa, 25 Juli 2023 oleh kelompok KKN BBK-2 Kalirejo Universitas Airlangga. Berlokasi di SDN 1 Kalirejo, penyuluhan ini diikuti oleh duapuluh delapan siswa yang duduk di kelas empat. Edukasi yang diberikan beragam, meliputi membedakan jenis-jenis sampah, teknik pemilahan sampah yang tepat, strategi pengolahan sampah (Reduce, Reuse, Recycle), bahaya membuang sampah sembarangan, dan pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos.
Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan cara yang interaktif dengan menampilkan animasi, dan video menarik untuk memudahkan anak-anak memahami materi yang disampaikan. Kemudian penyuluhan dilanjutkan dengan lomba cerdas cermat sebagai cara untuk mengukur tingkat pemahaman anak-anak.
Pemberian hadiah dilakukan setelah anak-anak siswa kelas empat tersebut membersihkan ruang kelas dan membuang sampah pada tempatnya sebagai metode mengolah skill mereka.Hal tersebut bertujuan agar para siswa tidak hanya mendapat pengetahuan baru, namun juga diikuti bertambahnya skill yang diharapkan dapat menanamkan kebiasaan baik baru kepada anak-anak untuk lebih mencintai lingkungan sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H