Lihat ke Halaman Asli

Rafly Audifa Rachman

Police Officer

Problematika IPTEK Indonesia Versi Penulis

Diperbarui: 4 Januari 2019   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Di tulisan pertama saya ini saya akan memberikan tulisan saya 3 tahun silam, tepatnya pada tanggal 1 Februari 2016. Tulisan ini adalah sebuah tulisan yang saya kirimkan kepada guru sejarah SMA saya, bapak Erwin. Tulisan ini berisi pendapat saya mengenai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia. Langsung aja, let's check it out!

Kendala-kendala kekurang-kemajuan iptek di Indonesia :

1. Birokrasi

Masalah ini tentunya sudah jelas terlihat ketika kita memasuki dunia kerja di Indonesia, semuanya serba birokrasi. Jadi, segalanya---dalam hal ini pengembangan iptek---jadi sulit untuk berkembang karena dipersulit

2. Uang

Ya, dana, ini adalah masalah klasik dari sejarah zaman A hingga Z. Money means power. Tanpa uang, segalanya tak akan berjalan, mau riset, tak ada dana, tak ada uang, bagaimana mau jalan? Inilah yang dirasakan pula oleh kenalan Bu Ety (beliau guru saya di SMA) di mana ia adalah seorang researcher ahli di bidang nano saat berada di Jepang dan dia memimpin para Nihonjin tersebut dalam melakukan research, dan ia ingin berbakti pada bangsa dan banyak ber-research ria di Indonesia. Namun, tak ada uang untuk pembiayaan sekembalinya di tanah air. Mimpinya kandas begitu saja dan skill-nya tak bermanfaat.

3. Pemerintah

Pemerintah adalah salah satu peran kunci dalam proses penguraian benang simpul ruwet yang ada di Indonesia. Pemerintah punya segalanya yang diperlukan untuk melakukan pemajuan pengembangan iptek. Pemerintah bisa mengurai birokrasi tak lazim dan menyediakan dana, power, aset, alat, bantuan, SDM lain, akses, dan segalanya. Kebijakan-kebijakan pemerintah, bila kita lihat di negara-negara maju, menjadi peran yang sangat vital dalam perkembangan iptek-nya.

Solusi :

1. Strong-smart goverment

Pemerintah harus kuat dan tegar. Hajar semuanya dan ratakan hambatan. Bila Soekarno dulu berkata,"Irama revolusi adalah irama yang menjebol dan membangun." Ya, benar. Kita harus menjebol segara birokrasi dan dagelan politik yang ada di Indonesia. Assyiddaa u 'alal kuffar Kita harus keras terhadap yang seperti ini, seperti Umar. Jalan lembut semacam Utsman telah terbukti justru bisa membawa malapetaka. Pula pemerintah juga harus pintar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline