Lihat ke Halaman Asli

Perkembangan Kognitif Anak Operasioanal Konkret

Diperbarui: 1 Desember 2016   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut piaget, pada usia 7 tahun anak sudah memasuki masa operasional konkret dimana mereka sudah menggunaka berbagai operasi mental. Pada tahap ini mereka  mampu melakukan suatu penalaran dan mampu memcahkan masalah-masalah konkrit (nyata), seperti dimana mereka harus mencari sarung tangan yang hilang. Pada tahap ini anak sudah berpikir logis karena anak sudah tidak terlalu egosentris seperti tahap sebelumnya. Anak juga dapat mempertimbangkan banyak aspek dari sebuah situas. Namun pemikiran mereka masih terbatas pada situasi-situasi nyata yang terjadi sekarang.

Pada tahap ini, anak sudah memiliki pemahaman yang lebih dari pada tahapan sebelumnya yakni mengenai konsep spasial, sebab-akibat, pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservai, serta angka. Dan berikut adalah berbagai kemajuan yang telah dicapai pada tahap operasional konkret :

1. Spasial

Dalam hal ini anak mampu menggunakan peta atau model untuk membantunya menemukan suatu objek yang tersembunyi dan memberikan arah yang menunjukan keberadaan orang lain. Dari hal tersebut anak dapat mengetahui arah menuju suatu tempat, dapat memperkirakan jarak, dan dapat memperkirakan berapa lama waktu tempuh yang diperlukan.

2. Sebab-akibat

Azain mengetahui atribut fisik suatu objek pada tiap sisi timbangan yang akan mempengaruhi hasil. Tetapi ia masih belum mengetahui faktor-faktor spasial, seperti posisi atau penempatan objek yang membuat perbedaan.

3. Pengelompokan

Seorang anak mampu memilah-milah suatu objek berdasarkan bentuk, warna atau bahkan keduanya. Ia mengetahui bahwa subkelas memiliki jumlah anggota yang lebih sedikit dari pada kelas, sebagai contoh Fadriki mengetahui bahwa bunga memiliki berbagai macam jenis dan warna. Dan jenis-jenis bunga tersebut yaitu mawardan melati, dimana mawar berwarna merah dan melati berwarna putih.

4. Penyimpulan seriasi dan transitif

Dalam hal ini anak mampu nyusun suatu objek kedalam urutan. Sebagai contoh, suatu ketika Budi membariskan beberapa mobil-mobilannya dalam uruta dari yang terkecil sampai yang ke terbesar. Dan Ia dapat memasukkan mobil-mobilan yang berukuran sedang ketempat yang tepat. Ia mengetahui jika satu mobil-mobilan lebih besar daripada mobil-mobilan yang kedua dan mobil-mobilan yang ke dua lebih besar dari mobil-mobilan yang ke tiga, maka mobil-mobila yang pertama lebih bear dari pada mobil-mobilan yang ke tiga.

5. Penalaran Induktif dan Deduktif

Dalam hal ini seorang anak mampu menyelesaikan permasalah induktif dan deduktif. Dan mengetahui keimpulan induktf kurang pasti dari pada kesimpulan deduktif.

6. Koservasi

Dalam hal ini anak memahami jika perubahan suatu bentuk benda tidak mempengaruhi jumlah volume ataupun massanya. Sebagai contoh seorang anak bermain bola tanah liat, setelah itu anak tersebut membentuk bola tanah liat itu menjadi berbentuk sosis. Dan anak itu paham jika bola tanah liat itu  memiliki berat yang sama setelah di dirubah bentuknya menjadi sosis.

7. Angka dan metematika

Seorang anak mampu menghitung dalam pikirannya, dapat menambah dengan menghitung dari angka yang lebih kecil dan dapat memcahkan maalah cerita sederhana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline