Lihat ke Halaman Asli

[Review] Tanah Air Beta (3,5 Bintang)

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Nah dua hari ini gw udah nonton 3 pelem sekaligus, sekalipun ada 1 pelem yang telat tapi 2 pelem yang baru selesai gw tonton adalah pelem yang terbaru. Dan pelem yang pertama adalah : Pelem besutan Alenia Pictures menyelipkan unsur edukasi berupa perilaku hidup bersih dan sehat melalui film garapan Ari Sihasale tersebut. Selain perilaku hidup bersih dan sehat dipelem ini juga menceritakan perjuangan para pengungsi yang terbengkalai akibat arogansi dari pemerintah yang tidak memperdulikannya. Secara emang pelem-pelem besutan Alenia ini paling gw dan pasangan suka, dari mulai Denias, King, Liburan Seruu dan kali ini TAB kayanya mereka memang mengandalkan cerita-cerita keluarga dan pendidikan. TAB kali ini mencertikan tentang kejadian nyata pasca jajak pendapat di Timor Timur, dan dikisahkan 1 keluarga terpisah Merry dan sang ibu Tatiana terpisah oleh anak lelakinya yaitu Mauro. Hari demi hari sang ibu terus mencari keberadaan sang anak untuk dapat berjumpa dengannya. Sedangkan si adik Mary juga sangat mengharapkan kedatangan si kakak. Kehidupan yang sangat berat di sebuah kamp pengugsian dan di tengah ketidakpastian akan keberadaan anak laki-lakinya, tidak membuat Tatiana menjadi lemah. Kerinduan Merry akan kakaknya dan penderitaan yang begitu mendalam dari sang ibu, menjadikan Merry anak perempuan yang cerdas dan nekad. Hingga pada suatu saat ada kesempatan bahwa mereka berdua dapat bertemu dengan Mauro, namun dengan pelbagai kemungkinan. Kisah mereka berdua sungguh membuat gw dan pasangan miris ya tentang kehidupan di daerah pengungsian sana. Karena mengetahui keberadaan sang kakak, maka si Mary mencoba nekat untuk mendatangi perbatasan Montain yang terletak sangat jauh dari tempat pengungsian mereka, dengan ditemani oleh Karo maka mereka pun akhirnya melakukan perjalanan menuju perbatasan Montain, dalam perjalanan ini mereka berdua sungguh seperti Petualangan Sherina. Secara keseluruhan pelem ini menurut gw menyajikan suasana alam di daerah timur Indonesia sana, keindahan alamnya, keberagaman masyarakatnya, dan lain sebagainya. Untuk faktor cerita pelem ini sungguh tidak terlalu bikin untuk mikir, klimaks cerita ini pun sepertinya menurut gw kesannya datar aja, kos pertemuan antara si Ibu (Tatiana) dan anak lelakinya (Maro) gak terlalu bikin gimana gitu, keberatan si Maro untuk bertemu dengan sang Ibu pun gak terlalu bikin klimaks gimana gitu. Nah tetapi bukan itunya yang tersampaikan dalam pelem ini, Rp100 dari setiap pembelian tiket bioskop film Tanah Air Beta yang terjual akan disumbangkan untuk melanjutkan program revitalisasi posyandu di Nusa Tenggara Timur. So, kenapa masih ada alesan untuk tidak menonton pelem ini untuk mendukung program yang ikut mengembangkan Indonesia bagian timur ini, kita rakyat Indonesia juga kan yang bangga akan jiwa Nasionalisme ?!?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline