Lihat ke Halaman Asli

R ANGGOROWIJAYANTO

Guru Tetap Yayasan di SMP Santo Borromeus Purbalingga

Profesi ASN, antara Benci tapi Rindu

Diperbarui: 17 November 2023   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menjadi Aparatur Sipil Negara ( ASN ) adalah impian yang dimiliki oleh setiap generasi di Indonesia. Hampir setiap angkatan kerja memiliki impian untuk menjadi ASN. Walaupun ada juga yang sama sekali tidak tertarik untuk menjadi ASN.

Banyak alasan para angkatan kerja tertarik untuk menjadi ASN diantaranya adalah ketenangan dalam bekerja dan gaji tetap yang menarik belum lagi uang pensiun yang terjamin. Tenang karena tidak ada ceritanya lembaga yang dimiliki negara itu bangkrut seperti halnya lembaga swasta yang jalannya berfluktuatif dan bisa jadi bubar di tengah jalan. Belum lagi gaji yang setiap beberapa tahun sekali mengalami kenaikan dan jenjang karier yang baik sehingga membawa kesejahteraan bagi para ASN.

Bagi yang tidak tertarik mungkin mereka melihat kondisi orang tuanya atau kerabatnya yang menjadi ASN kondisi ekonominya tidak cepat menanjak tetapi butuh waktu bertahun - tahun untuk menjadi kaya. Gaji yang mengikuti golongan pangkat yang disandang tentu tidak dapat serta merta membuat ASN menjadi kaya tetapi butuh jam terbang yang lama.

Dibanding dengan menjadi pengusaha atau menjadi pegawai swasta perusahaan besar yang memberikan banyak peluang untuk berpendapatan besar atas hasil kinerja yang ditampilkan. Perusahaan besar tentu lebih melihat kinerja dalam memberikan pendapatan kepada pegawainya dibandingkan urusan birokrasi kepangkatan. 

ASN juga menjadi hal yang tidak menarik kalau melihat kinerjanya yang tidak berubah dalam pelayanan kepada masyarakat. Gaji tinggi tetapi dengan kinerja rendah juga menjadi alasan para generasi milenial tidak tertarik menjadi ASN. Generasi yang semuanya serba sat set tentu tidak akan suka melihat proses pelayanan yang lambat dan cenderung santai. Sehingga ada adagium kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah, dan ini fakta yang membuat masyarakat jengkel dan malas untuk menjadi ASN.

Tetapi bagaimanapun kinerja ASN sekarang pelan - pelan dan bertahap mulai berubah sesuai dengan kebijakan pemerintah Jokowi yang lebih menekankan pada kinerja daripada birokrasi jenjang kepangkatan. Sehingga sekarang ASN mulai diajak berlomba - lomba untuk menampilkan kinerjanya yang terbaik dalam pekerjaan mereka. Ini merupakan terobosan yang positif sehingga tidak menimbulkan iri hati karena sudah digaji setiap bulan rutin tetapi kinerjanya buruk.

Bagaimanapun ASN adalah profesi yang dibenci oleh sebagian angkatan kerja karena gaji yang tidak sehebat Manajer perusahaan besar namun juga dirindu karena ketenangan dalam bekerja dan gaji yang tetap setiap bulan. 

Mungkin kinerja yang lebih baik lagi perlu terus dikembangkan dan penggajian yang berbasis kinerja juga harus terus dilakukan. Karena bagaimanapun ASN mendapatkan upah dari hasil keringat rakyat lewat pajak yang dibayarkan. Sehingga melayani masyarakat juga harus lebih prima dan optimal karena mereka sebenarnya sedang melayani tuan yang sebenarnya yaitu rakyat yang membayar pajak.

Biarlah profesi ASN tetap menjadi profesi yang dirindukan oleh banyak orang jangan sampai menjadi profesi yang dibenci karena kinerjanya yang buruk.

Salam Sehat...........!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline