Lihat ke Halaman Asli

Penang, Sebuah Kecantikan Akulturasi Budaya

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14169840781251861629

Penang. Nama itu seolah-olah tidak terasa asing bagi telinga kita. Ya, sebuah pulau di negara Malaysia itu merupakan salah satu tujuan wisata dunia. Menurut informasi, pada jaman dahulu Penang merupakan tempat pelarian orang-orang dari berbagai suku bangsa di dunia. Penang menjadi 'rumah' bagi masyarakat yang tertindas. Masyarakat Tamil dari India selatan, orang Melayu dari Malaysia daratan, dan etnis Manchu dari China ikut datang. Mereka lari dari ancaman keamanan di negeri masing-masing. Dalam pelariannya, mereka masih menjalankan norma-norma budaya yang berasal dari daerah asal masing-masing. Berbagai norma budaya tersebut masih dijaga hingga masa kini sehingga kita masih dapat menikmati berbagai peninggalan budaya tersebut terutama yang terdapat di salah satu kotanya, George Town. UNESCO pada tahun 2008 menetapkan Goerge Town sebagai salah satu kota warisan budaya dunia.

[caption id="attachment_378375" align="aligncenter" width="223" caption="sumber: milleniumtransportation.blogspot.com"][/caption]

Andaikan mendapat hadiah dari Traveloka berupa tiket Sriwijaya Air, saya akan memilih destinasi ke Penang, Malaysia. Saya akan mengajak istri berkeliling mengunjungi Penang Bridge untuk menikmati cantiknya lampu-lampu kota Penang di malam hari. Setelah merasakan melintasi Penang Bridge menuju Butterworth, saya dan istri akan mencoba merasakan naik kapal fery kembali ke George Town. Di George Town saya ingin melihat-lihat daerah kota tua yang merupakan miniatur Eropa. Setelah selesai melihat-lihat daerah kota tua, saya dan istri ingin ke Chinatown dan Little India. Disini kami berdua ingin melihat keunikan kawasan Chinatown dan Little India di Penang jika dibandingkan dengan kawasan China Town dan Little India di Kuala Lumpur maupun Singapura yang pernah kami kunjungi sebelumnya. Sebagai penutup hari, saya dan istri ingin wisata kuliner di sekitar Lebuh Chulia. Di daerah ini tersaji beragam kuliner mulai dari masakan India, Eropa, dan Asia.

[caption id="attachment_378370" align="aligncenter" width="146" caption="sumber: en.wikipedia.org"]

14169836261664972361

[/caption]

[caption id="attachment_378371" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: hotelspenang.com.my"]

1416983765584107733

[/caption]

Agenda di hari berikutnya, saya dan istri akan mengunjungi Bukit Bendera atau Penang Hill yang merupakan titik tertinggi dari Penang. Untuk menuju tempat ini kami berencana menggunakan trem listrik dengan jalur yang sangat menantang karena kemiringan rel bisa mencapai 45 derajat. Namun begitu, menurut informasi pemandangan di jalur ini sangat luar biasa. Pulau Penang tampak mungil dari atas sini.

[caption id="attachment_378372" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: en.wikipedia.org"]

14169838511483196433

[/caption]

[caption id="attachment_378374" align="aligncenter" width="135" caption="sumber: telegraph.co.uk"]

1416983904825327668

[/caption]

Sekembalinya dari bukit, saya dan istri berencana akan melanjutkan perjalanan menuju Kek Lok Si Temple. Kabarnya ini merupakan kuil Budha terbesar se-Asia Tenggara. Sore harinya kami berencanake Pantai Batu Ferring di utara pulau untuk menikmati pasir putih dan suasana pasar pinggir pantai. Malam harinya kami berdua juga ingin belanja oleh-oleh dari Penang. Oleh-oleh yang cukup populer adalah kue pia. Selain itu, Penang juga terkenal sebagai penghasil kopi dengan kualitas yang cukup bagus sehingga kami juga ingin membeli kopi untuk oleh-oleh ayah saya yang memang penggemar kopi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline