Lihat ke Halaman Asli

Mari Berkenalan dengan Balanced Scorecard

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa tahun terakhir ini, banyak organisasi yang mulai menerapkan Manajemen Kinerja berbasis Balanced Scorecard. Di Indonesia tercatat beberapa organisasi, baik instansi pengelolaan negara dan swasta, yang juga menerapkan Balanced Scorecard seperti Kementerian Keuangan, Lembaga Sandi Negara (LSN), SOGO Group, PT. Gajah Tunggal, Tbk, Rumah Sakit Medistra, dan masih banyak lagi.

Di Indonesia sendiri, Balanced Scorecard tergolong sesuatu yang baru  diterapkan di organisasi, terutama di instansi pengelola negara. Padahal Balanced Scorecard sendiri diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pertama kali pada tahun 1992 dalam Harvard Business Review yang berjudul “The Balanced Scorecard – Measures That Drive Performance”. Pada tahun 1996 Kaplan dan Norton meluncurkan buku pertamanya mengenai Balanced Scorecard yang berjudul “The Balanced Scorecard – Translating Strategy Into Action”.

Bagi orang awam, banyak yang mengira Balanced Scorecard adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk memformulasikan strategi perusahaan. Selain itu tidak sedikit juga yang mengira Balanced Scorecard digunakan untuk menggantikan semua strategi organisasi/perusahaan yang sudah ada. Kenyataannya, perkiraan tersebut tidaklah benar. Sesuai dengan judul buku pertamanya, “Translating Strategy Into Action”, Kaplan dan Norton mengatakan bahwa Balanced Scorecard digunakan untuk menterjemahkan strategi organisasi yang sudah ada menjadi program-program kerja dan memetakannya menjadi sebuah alur sebab akibat yang lebih mudah dipahami.

Kata Balanced dalam Balanced Scorecard berarti keseimbangan antara aspek Finansial dengan aspek Non-Finansial.  Selain itu, arti dari kata Balanced juga adalah keseimbangan antara  aspek Hasil dengan aspek Proses.  Dalam Balanced Scorecard, keseimbangan dalam penerapan strategi-strategi organisasi sangatlah berperan penting, sehingga dengan adanya keseimbangan tersebut dapat mewujudkan integerasi antar strategi perusahaan secara keseluruhan. Gaya manajemen lama kadang masih memisahkan strategi-strategi antar unit dalam organisasi. Dengan adanya Balanced Scorecard, maka strategi organisasi yang dulunya berjalan sendiri-sendiri, sekarang menjadi saling berhubungan satu sama lain, sehingga terwujud harmonisasi kerja antar unit kerja di dalam organisasi.

Salah satu komponen inti dari Balanced Scorecard yang sangat penting dalam Manajemen Kinerja Organisasi adalah KPI (Key Performance Indicator) atau IKU (Indikator Kinerja Utama). KPI ini adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dari suatu strategi atau program kerja. KPI harus bersifat kuantitatif dan rasional untuk dicapai. Dengan adanya KPI, maka setiap proses yang dilakukan untuk menerapkan strategi organisasi dapat terukur pencapaian kinerjanya.

Agar strategi organisasi dapat terlaksana dengan baik, maka strategi tersebut harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. Dengan adanya Strategy Map (Peta Strategi) yang dimiliki Balanced Scorecard, maka strategi organisasi dapat lebih mudah untuk dikomunikasikan kepada seluruh karyawan. Apabila strategi tersebut sudah diterjemahkan dengan baik, terintegerasi satu sama lain antar unit-unit kerja, memiliki KPI yang terukur, jelas, dan definitif, serta dikomunikasikan kepada seluruh karyawan, maka organisasi akan lebih mudah mengendalikan pelaksanaan dari strategi organisasi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline