Tahun lalu, tepatnya pada bulan September saya mendapat tugas untuk membuat ecoenzym. Dari namanya saja saya sudah mengira ini adalah tugas Biologi, tetapi saya salah. Membuat ecoenzym adalah salah satu tugas dari mata pelajaran PPKn.
Saat itu saya sangat tabu mendengar kata 'ecoenzym'. Sampai akirnya saya penasaran untuk menguliknya lebih jauh. Ternyata setelah saya cari tahu, ecoenzym adalah larutan yang terbuat dari fermentasi limbah yang ada dirumah, bisa berupa sisa kulit buah ataupun sayur. Tapi tidak semua kulit buah bisa dijadikan bahan pembuatan ecoenzym, contohnya seperti kulit buah nanas dan durian. Karena memiliki kandungan gas yang tinggi. Dikhawatirkan nantinya ketika dalam proses pembuatan beresiko untuk meledak.
Bahan yang digunakan untuk membuat ecoenzym terbilang mudah dijumpai. Bahan yang saya gunakan untuk membuat ecoenzym ialah kulit buah sebanyak 300 gram. Disini saya menggunakan 150 gram kulit pisang dan 150 gram kulit jeruk. Ditambah 100 gram gula merah yang sudah diiris agar nantinya mudah larut. Bahan yang terakhir adalah 1.000 gram atau 1 liter air. Agar lebih mudah untuk mengingatnya, ingat saja rasio perbandingan 10 : 3 : 1 untuk bahan ecoenzym. 10 untuk air, 3 untuk kulit buah, dan 1 untuk gula merah.
Semua bahan yang telah disiapkan sebelumnya kemudian di masukan kedalam satu wadah besar, kemudian di aduk hingga gula merah larut dan semua bahan tercampur. Setelah itu wadah ditutup rapat. Pastikan ada sisa ruang untuk udara di dalam wadah tersebut.
Pada dua minggu pertama, yang saya lakukan pada ecoenzym itu adalah dengan rutin membuka tutupnya sehari sekali kurang lebih selama 5 menit saja. Setelah dua minggu berjalan saya tidak lagi membukanya seperti sebelumnya. Agar bahan yang ada di dalam wadah tetap terjaga dan tidak terkontaminasi oleh bahan lainnya.
Bahan ecoenzym yang saya buat di fermentasi selama tiga bulan, sampai terdapat ampas di dasar wadahnya . Setelah larutan ajaib itu jadi, saya penasaran dengan aroma yang dihasilkannya. Aroma ecoenzym yang saya dapatkan ialah aroma jeruk yang sedikit masam ditambah dengan sedikit aroma pisang yang sudah matang.
Dengan bahan sederhana ternyata larutan ajaib ini memiliki banyak manfaat. Ecoenzym dapat digunakan sebagai cairan pembersih lantai, toilet, membersihkan berbagai peralatan makan. Artinya kita dapat mengganti cairan pembersih sebelumnya menggunakan ecoenzym. Selain mengurangi penggunaan bahan kimia juga dapat menghemat pengeluaran. Tidak hanya itu, ecoenzym dapat menyuburkan tanaman dan mengusir hama.
Setelah saya membuat ecoenzym, saya menjadi mengerti mengapa ecoenzym ini hadir di tengah-tengah tugas mata pelajaran PPKn. Hal ini dikarenakan kepedulian terhadap produksi sampah yang kian meningkat setiap harinya, ecoenzym hadir mendukung konsep reuse dalam penyelamatan lingkungan. Karena ecoenzym produk ramah lingkungan yang mudah dibuat oleh siapapun dalam rangka menjaga kelestarian bumi kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H