Lihat ke Halaman Asli

Pemanfaatan Big Data dalam Analisis Risiko Infrastruktur Hijau di Kawasan Rentas Bencana

Diperbarui: 15 Desember 2024 Β  21:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://ftmm.unair.ac.id/

Infrastruktur hijau telah menjadi solusi penting dalam menghadapi tantangan lingkungan dan bencana alam. Namun, membangun infrastruktur hijau yang tahan terhadap risiko bencana bukanlah tugas mudah, terutama di kawasan rentan bencana seperti daerah pesisir, pegunungan rawan longsor, atau wilayah dengan curah hujan tinggi. Di sinilah peran big data menjadi kunci untuk menghadirkan inovasi berbasis data dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan infrastruktur hijau.

Mengapa Infrastruktur Hijau dan Mengapa Big Data?

Infrastruktur hijau, seperti taman kota, hutan buatan, atau lahan basah buatan, dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan sambil menyediakan manfaat ekologis dan sosial. Namun, infrastruktur ini sering terancam oleh risiko bencana seperti banjir, gempa bumi, dan perubahan iklim yang semakin ekstrem. Di sisi lain, big data---data dalam volume besar, kecepatan tinggi, dan berbagai bentuk---dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pola risiko bencana. Data dari satelit, sensor cuaca, catatan historis bencana, hingga data sosial seperti tingkat kepadatan penduduk dan pola urbanisasi dapat diolah untuk memberikan peta risiko yang lebih akurat.

Bagaimana Big Data Membantu?

Prediksi Risiko yang Lebih Akurat

Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin (machine learning), big data memungkinkan para ilmuwan dan insinyur untuk memprediksi risiko bencana dengan tingkat akurasi yang tinggi. Misalnya, data curah hujan selama 10 tahun terakhir dapat dianalisis untuk memprediksi kemungkinan banjir di suatu wilayah (Utami, 2022; Amin, 2016).

Optimalisasi Desain Infrastruktur Hijau

Big data juga dapat membantu dalam merancang infrastruktur hijau yang lebih adaptif. Misalnya, analisis data topografi dan pola aliran air dapat digunakan untuk menentukan lokasi optimal pembangunan taman hujan (rain garden) yang mampu menyerap limpasan air secara maksimal (Yufahri & Widjajanti, 2022; Sumaryana et al., 2022).

Pemantauan Real-Time

Sensor dan perangkat IoT (Internet of Things) yang terhubung dengan big data memungkinkan pemantauan kondisi infrastruktur secara real-time. Data ini membantu mendeteksi potensi kerusakan atau kegagalan sebelum bencana terjadi. Misalnya, sensor kelembapan tanah dapat memberikan peringatan dini terhadap risiko longsor (Wibisono et al., 2023).

Perencanaan Tanggap Darurat yang Efektif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline