Lihat ke Halaman Asli

Feminisme Kerangkeng Besi

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sisiran angin menepi meredupkan harapan

Perjuangan dalam kerangkeng besi

Ku jatuh ke atas puing arang

Dengan pasiryang bisa membuat badai

Ku diam di lembah bukit

Dengan angin yang dapat menghancurkan apapun

Ku menghangatkan diri di perapian

Dengan bara api yang bisa membakarku

Hanya sebatang lidi, tak bisa berbuat apa-apa

Ku berlari, berjalan, merangkak, hingga tak bisa bergerak

Ku harap ada api di dalam air

Yang ku perjuangkan ialah kemustahilan

Tapi kemustahilan yang membuatku dapat bertahan

Feminisme tidak berlaku bagiku

Hanya otot daging yang aku jual

Yang ku jual di negeri seberang

Aku di bawah naungan sayap pancasila

Pahlawan yang menciptakan devisa deminya

Tapi ku harus berjuang sendiri

Untuk melanjutkan sajak hidup ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline