Lihat ke Halaman Asli

Tersumbat oleh Urusan Duniawi

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejenak aku merenungi kehidupan yang terkadang aku sendiri tidak mengerti apa yang harus aku perbuat. Kedewasaan tidak lantas membebaskanku dari cengkraman tangngung jawab, tapi malah kian hari kian kuat. Gumpalan tanggung jawab yang aku pikul tidak kunjung menemukan tempat yang pas untuk dijadikan penampungan, rasanya  sulit bagiku untuk menempatkan tanggung jawab di tempat yang sebagaimana mestinya, setiap kali saya mencari solusi, setiap kali itu jaga kebuntuan selalu membuntuti.

Sekarang saya ingin mencari ketenangan, dan akhirnya sebulan yang lalu aku putuskan untuk berangkat ke baitullah(Mekkah), mungkin di situ saya bisa menemukan ketenangan yang hakiki, mungkin dengan mendekatkan diri dengan rumah Allah dan bertetangga dengan Nabi Muhammad bisa menghilangkan beban yang mengumpal dalam benakku. Tapi lagi-lagi kebuntuan mengiringi langkahku, di mana saat saya mengurus visa, kerikil demi kerikil seakan-akan menyumbat langkahku, saya merasa kesulitan dalam pengurusan visa, hingga detik ini tak kunjung selesai, meski visa akan datang lima hari lagi rasanya untuk melanjutkanya setengah hati mengingat pertimbangan-pertimbangan yang sangat membingungkan.

Akhir-akhir ini saya sering teringat petuah guru, di mana saat saya nyantri dulu beliau tak henti-hentinya memberi petuah kepada santrinya, termasuk saya, di suatu kesempatan beliau pernah berkata “wahai anak-anakku, kalian harus tahu bahwa setiap manusia tidak akan lepas dari cobaan dan tanggung jawab, dan keduanya sulit untuk dilalui kecuali dengan kepala dingin dan  pertolongan  dzat yang maha penolong(Allah),  sedangkan Allah tidak akan menoleh dan meperhatikan kita kecuali bila kita memperhatikan perintah dan larangan-Nya” ketika aku teringat dengan petuah ini seakan-akan aku terbangun dari tidur dan aku sadar bahwa kesulitan dan kebuntuan yang selalu menyertai langkahku bisa saja adalah bentuk kecintaan Allah padaku, amein..!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline