Lihat ke Halaman Asli

Qurrota Ayun

Mahasiswa UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Benarkah Islam Itu Bertentangan dengan Dasar Negara?

Diperbarui: 25 September 2022   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dasar negara adalah sikap hidup, pandangan hidup, yang harus dimiliki oleh setiap negara. Dasar negara merupakan pondasi suatu negara. Semakin kuat pondasi suatu negara maka semakin kuat pula lah berdirinya negara itu. Sebaliknya jika semakin rapuh pondasi suatu negara maka akan semakin lemah pula negara tersebut. Pancasila merupakan dasar negara dari negara Indonesia yang dirumuskan saat sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei sampai 1 juni 1945 dan Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 pada saat sidang PPKI. 

Oleh karena itu Pancasila sering disebut dan dikenal sebagai Way Of Life atau Weltanschaung hal ini berarti Pancasila memiliki fungsi sebagai pandangan Hidup Bangsa Indonesia, Jiwa Bangsa Indonesia, Sumber Hukum bagi Negara Republik Indonesia, Filsafat Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Dari beberapa hal diatas dapat dilihat bahwa Pancasila mempunyai peran yang sangat penting untuk Bangsa Indonesia. Lalu bagaimana persoalan tentang Islam dan Pancasila? Benarkah Pancasila itu bertentangan dengan Agama Islam?

Dua kutub ideologi yang bertolak belakang dan sering kali menjadi perdebatan adalah Islam dan Pancasila. Pancasila bukanlah islam, tetapi  Islam lah yang memberikan ruh kepada Pancasila dan menghidupkannya. Islam adalah salah satu agama yang ada di Indonesia dan Islam adalah agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Islam bisa hidup, berkembang, bahkan sangat dibutuhkan di negara Pancasila karena Pancasila merupakan falsafah hidup berbangsa dan bernegara.

Pancasila dan Islam bisa diumpamakan seperti roda kanan dan roda kiri pada kendaraan yang memiliki fungsi yang sama sebagai penggerak suatu kendaraan untuk mencapai tujuan yang sama hanya saja antara roda kiri dan roda kanan memiliki peran yang berbeda. Agama adalah rumah besar yang berisi tata kelola mental, spiritual dan seluruh sendi kehidupan manusia, sedangkan Pancasila adalah rumah besar ragam agama anak bangsa, yang berisi tata kelola negara supaya terarah pada sasaran.

Pancasila dan Islam memiliki hubungan yang sangat erat. Inti ajaran agama adalah nilai ketuhanan yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila terdapat juga dalam nilai-nilai Islam. Bukti adanya keeratan antara nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai Islam adalah dengan adanya ayat-ayat alquran yang sejalan dengan sila-sila yang ada pada Pancasila.

Contohnya pada sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang berisi tentang ajaran ketauhidan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kita tidak dipaksakan untuk menganut satu agama yang sama dalam artian kita bebas menjalankan sesuai kepercayaan kita masing-masing. Sila pertama ini terdapat dalam al-quran surah Al Baqarah ayat 163 yang artinya "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang". Dan juga terdapat dalam al-quran surah Al-Ikhlas ayat 1 yang artinya "Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa".

Sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" artinya kita sebagai makhluk sosial pastinya saling membutuhkan dan perlu bersatu sehingga bisa menjadi satu sistem yang kuat. Telah Allah jelaskan dalam al-quran surah  Al-Maidah ayat 8. Islam selalu mengajarkan kepada umat nya untuk selaku bersikap adil dalam segala hal, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain. Dan ada pada surah An-nisa' ayat 135 yang artinya "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu".

Selanjutnya nya sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia". Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki ragam suku, budaya, bahasa, dan lain sebagainya. Dengan adanya sila ketiga ini menjunjung masyarakat Indonesia untuk terus memiliki sikap persatuan dan kesatuan. Terdapat dalam al-quran surah Al-Hujurat ayat 13 artinya Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.

Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan oleh permusyawaratan perwakilan. Sila ke empat ini menjadi pedoman masyarakat Indonesia untuk saling bahu-membahu dan bermusyawarah dalam menyelesaikan berbagai masalah. Sila keempat ini juga terdapat penjelasan di dalam al-quran surah asy-syuro ayat 38 dengan arti " Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb nya, dan mengerjakan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka".

Selanjutnya sila kelima yang berbunyi "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" yang dilambangkan dengan simbol padi dan kapas yang memiliki arti kemakmuran dan kesejahteraan. Maksud dari sila kelima ini adalah semua masyarakat harus mendapatkan keadilan sosial yang sama rata. Di mata hukum dan negara semua derajat orang itu sama aja. Sebagaimana sila pertama, kedua, ketiga, dan keempat, di dalam al-quran juga terdapat ayat yang berhubungan dengan sila kelima yaitu pada surah An-Nahl ayat 90 yang artinya " Sesungguhnya Allah (menyuruh) manusia berlaku adil dan berbuat kebaikan, bersedeqah kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji dan munkar.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat jika Islam dan Pancasila tidak bertentangan sama sekali. Dan telah dijelaskan diatas bahwa suatu negara harus memiliki pondasi yang kuat agar negara itu bisa berdiri dengan kokoh. Salah satu caranya dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi kenyataannya masih banyak orang-orang yang belum menerapkannya. Kita cukup menerapkan dari hal-hal kecil seperti memiliki sifat kekeluargaan, toleransi, dan lain-lain. Dan dari hal kecil itulah akan menciptakan negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline