Lihat ke Halaman Asli

Jernih

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

JERNIH

Setetes mutiara cinta yang suci

Membekam mata dan hati

Jiwa ini berterus terang pada Illahi

Dirinya yang tak dapat kumiliki

Selalu ada dalam sukma diri

Kau….

Seorang kesatria yang gagah

Cahaya cinta yang terpancar menyilau

Hati tentram bak air tak beriak

Senyum nan menawan menghias wajah

Aku tak mampu memandangnya

Cinta itu….

Cinta yang tumbuh dalam sebuah karya

Bersamamu terlahir sebuah pemikiran

Tangan lembut menyusuri setiap lekukan

Mata tajam menyelam dalam kerumitan

Mewujudkan sebuah karya

Indah dan menawan

Sebuah ukiran asma Tuhan

Dalam balok- balok kayu nan halus

Dalam sebuah kertas yang putih

Terwujudlah ia

Kau…

Aku memulai mencintaimu karena karyamu

Kekaguman yang begitu mendalam

Namun aku tahu

Cinta itu begitu dalam

Hingga sebuah masa berakhir

Cinta itu membungkam sukma

Tak mampu terucap dalam bibir

Akan sebuah perasaan yang indah

Hingga…

Sebuah belati menyayat

Melahirkan sebuah luka yang mendalam

Dalam cinta nan bahagia

Peluh mengalir saat memandangmu

Menyayat hati sungguh pilu

Cinta yang tak tersampaikan

Menyapu segala dinding retina

Darinya mutiara bening mengalir

Tulus ikhlas akan nasib yang tak untung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline