Lihat ke Halaman Asli

Quin Dian

I'm only human

Untuk Ibu dan Bapak Mertua

Diperbarui: 14 Mei 2021   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Teruntuk ibu dan bapak mertua yang saya hormati, saya ucapkan minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir bathin.

Dalam benak saya, ingin rasanya berucap langsung denganmu ibu dan bapak mertua tapi saya tahu itu takkan mungkin terjadi karena kalian begitu membenciku.

Mohon maaf saya menulis di sini semoga kalian membaca dan tahu Apa yang saya alami dan rasakan. Apa yang tak pernah anak kesayanganmu (yang tak lain adalah suamiku) ceritakan dan hanya mendengar isi pikiran kalian sendiri. 

Ibu dan bapak mertua, mohon maaf ketika kami bertengkar tadi anakmu menelponmu mencari bantuanmu seperti biasanya dan mengancam saya dengan menghadirkan kalian di sini. 

Tahukah kalian ada trauma yang coba saya hilangkan sendiri ketika saya mendengar suara tlp dari kalian?  Ya, trauma itu ada karena setiap kita bertengkar anakmu selalu membawa namamu sebagai tameng pertahanan diri, agar terlihat kuat di depan saya, dan bisa menindas saya sewaktu-waktu. Kenapa saya bilang "Tameng"  karena kebencian kalian  digunakan suamiku untuk menakuti saya menggunakan kebencian kalian kepada saya agar kalian semakin membenciku. Selama ini kalian  tak pernah mendengar pembelaan saya.

Hampir satu jam kalian mendengar pertengkaran kami, apa yang kalian tangkap?

Dan disaat kalian telpon suamiku yang kau tanya muka dan mata suamiku kenapa merah? Itu yang dipukul?

Ibuk mertua yang saya hormati, ini saya jelaskan kronologinya. Kami pagi tadi setelah sholat ied, kami sungkem berdua. Setelah itu tiduran karena mau makan masih males, dan bahas mau makan Apa enaknya. Sampai suami tertidur. Dan jam 9lebih suamiku bangun langsung ganti baju dan celana pendek untuk bertamu ke atasannya sekalian ambil THR dan Kunci kantor. 

Saya diajak tapi saya tolak karena saya pusing, mungkin efek keramas pagi, dan karena ada cucian baju yang harus saya beresin. Sebelum berangkat, suami saya kasih tahu untuk pakai celana panjang dan cuci muka biar mukanya tidak berminyak. Namun suami malah marah-marah dan bilang saya istri yang tidak berguna.

Apa saya Salah mengingatkan suami berpakaian rapi? Apalagi lebaran, ke tempat atasan. Masih teringat kemarin suami saya bertemu ibu mertua di tempat kerja, dan ibu bilang kayak gembel, dan ada kata-kata lain yang tidak ingin saya ingat dan Sudah saya lupakan. Tidak mudah untuk melupakannya tapi saya berusaha.

Namun yang saya terima saya di hina, tidak berguna, muka saya diludahi beberapa kali, bahkan saya tidak boleh membantah karena saya seorang anak kepala sekolah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline