Lihat ke Halaman Asli

Larangan Kakek: Jangan Menonton Film Ayat-Ayat Cinta

Diperbarui: 28 September 2023   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source:Jakarullah

Plak.

Terdengar suara kaset yang dilempar ke lantai. Sepulang dari pasar, aku menunjukan kaset yang baru aku beli. Kala itu kaset Ayat-Ayat Cinta sedang terkenal diperbincangkan di publik. Seingatku, waktu itu aku masih duduk diantara kelas 4 atau 5 SD.

"Bah, aku baru membeli kaset ayat-ayat cinta, ayo nonton bareng." Ucapku dengan wajah ceria sambil menujukan kasetnya.

"Cinta, Cinta, kamu masih kecil sudah cinta-cintaan." Plan bunyi kaset yang dilemparkan. Niatnya aku nonton bareng di rumahnya, tetapi sudah kena omel duluan jadi aku urungkan niatku untuk menonton bersamanya.

Siapapun yang lahir di tahun 2000an pasti terkenal dan terkena virus film ayat-ayat cinta dan sudah pasti tahu film tersebut. Aku membelinya juga lantaran fomo teman-temanku sudah menontonnya.

Masih teringat jelas memori itu di kepalaku hingga saat ini, kakekku terkenal dengan sebutan babah di rumah. Babah adalah sosok yang sangat aku sayangi, aku sering bermain dengannya sepulang sekolah, sore hari hingga malam hari, bahkan berangkat sekolah aku diantar olehnya, kami benar-benar sedekat itu.

Kami sering bermain, bahkan ketika cucu barunya lahir aku merasa sedikit cemburu, mungkin karena aku merasa satu-satunya yang paling dekat dan cucu pertama. Wajar saja, anak kecil iri terhadap anak kecil lainnya.

Babah juga adalah sosok yang sangat realigius, tak heran mengapa dia melarang aku untuk menonton tentang cinta atau pacaran, namun film ayat-ayat cinta masih realistis bukan untuk ditonton anak kecil sepertiku kala itu? Sudahlah, aku hanya mencari pembelaan saja hehe.

Aku selalu menyusuri setiap jalan bersamanya. Makanya banyak sekali jalan dan tempat yang terkenang, walaupun tempat itu hanya meninggalkan cerita mobil mogok di lokasi tersebut. Aku banyak main, tahu banyak tempat, dan jalan berkat babah, setiap bersamanya aku selalu merasa senang.

Kali ini, aku sedang merindukannya, kutuliskan beberapa cerita tentangnya agar bisa mengobati rasa rinduku. Tepatnya beberapa hari lalu aku memimpikannya. Rasanya sangat nyata walau hanya melihat senyumnya.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline