Ini adalah salah satu buku favorit saya, berkisah tentang perempuan Indonesia bernama Najmar asal Yogyakarta yang melakukan perjalanan panjang di Turki untuk menemukan Mevlana Jalaludin Rumi.
Jika kamu suka dengan kisah-kisah filsuf dari Negeri Ataturk ini, tentunya tidak asing lagi dengan Mevlana atau Maulana Jalaludin Rumi, sudah banyak karyanya di adaptasi kedalam berbagai bahasa termasuk Bahasa Indonesia.
Najmar awalnya menganggap Turki sebagai Negeri Anatolia yang masih berada dibalik kabut, dan perjalanan kesana tidak semulus yang diharapkan. Namun dari berbagai peristiwa tidak asyik yang dia alami untuk bisa berangkat ke Turki, dia percaya bahwa tidak ada peristiwa yang kebetulan melainkan sudah menjadi skenario Tuhan untuk tujuan tertentu.
Diawali dengan mendaratkan kaki di Istanbul, Najmar memulai perjalanan untuk bertemu dengan dua orang mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah disana, yang siap mengantarkannya ke terminal bus untuk menuju Ankara bersama. Dua mahasiswa itu dianggap sebagai malaikat penolongnya karena sulitnya menemukan orang yang bisa bahasa Inggris disana.
Sesampainya di Ankara, Najmar tinggal di asrama Universitas Ankara, banyak keruwetan yang dialaminya semisal komputer yang ada disana semua berbahasa Turki, sehingga email dan passwordnya tidak bisa dibuka, begitu juga HP nya, ternyata HP yang dibawa dari luar Turki harus di daftarkan dulu. Dia sampai berpikir apakah orang Turki terlalu mencintai bahasanya sehingga tidak suka bahasa lain.
Berbicara tentang bahasa Turki, berawal dari modernisasi yang dilakukan oleh Ataturk dalam berbagai sistem termasuk bahasa dan penulisan alfabet. Untuk urusan penggantian alfabet ini, Ataturk hanya menyiapkannya dalam beberapa bulan saja dan dia sendiri yang mengajarkannya pada rakyat Turki. Kecerdasan seorang Ataturk memang di akui oleh rakyatnya.
Tujuan utama Najmar berada di Turki adalah kota Konya, yaitu untuk menemukan Mevlana atau Maulana Jalaludin Rumi sesuai dengan judul bukunya " Finding Rumi". Maulana lahir di kota Balk pada 30 september tahun 1207, yang selanjutnya Maulana dan keluarganya memutuskan tinggal di Konya. Kala itu Konya merupakan pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat. Ajaran-ajaran Maulana melampaui sekat-sekat agama. Di turki Sufi disebut Dervish
Tuhanlah yang membuat kita mencintai Tuhan - Sufi Master
Tarian Sufi (Sumber foto: the Washington post)
Dengan membaca buku ini, secara tidak langsung seorang Najmar akan membawa pembacanya merasakan petualangan seru di Turki dari satu kota ke kota lainnya sampai akhirnya bertemu Rumi di kota Konya. Bahasa yang disajikan benar-benar ringan dan seru untuk di ikuti. Serasa pembacanya ikut berpetualang di Turki. Banyak hal yang bisa di ambil dari buku ini jika kamu berniat datang ke Turki. Keindahan dan karakteristik orang-orangnya tidak luput dari pandangan seorang Najmar.