Lihat ke Halaman Asli

Jadilah Pejuang Mimpi ( Make Your Dream Come True )

Diperbarui: 10 Mei 2016   15:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.kompasiana.com

Dalam hidup tidak semua yang kita mau akan terwujud atau terealisasi, berbagai benturan dan konflik sering kita alami bahkan tidak jarang kegagalan pun harus kita lalui. Berawal dari kegagalan rumah tangga saya 2 tahun yang lalu menjadi titik balik untuk berpikir lebih maju ( progress ) untuk meraih mimpi saya yang tertunda selama 10 tahun, yaitu sebuah mimpi untuk melanjutkan pendidikan sampai tingkat doktoral atau S3 dengan beasiswa. Meskipun dengan banyak keterbatasan yang saya miliki sekarang tetap ada sejuta keyakinan bahwa saya bisa mewujudkannya.

Saya adalah lulusan D3 Ekonomi dari sebuah kampus swasta di semarang tahun 2006 dan baru memutuskan transfer S1 di tahun ajaran 2015 / 2016 di sebuah kampus cabang di daerah saya dengan mengambil kelas ekstensi yaitu perkuliahan cuma pada hari minggu. Walaupun terkadang semangat ( Spirit ) untuk belajar seringkali naik turun apalagi bila dibenturkan dengan aktivitas kerja yang padat karena saya sebagai karyawan di sebuah perusahaan furniture yang libur cuma di hari minggu dan pengajar bimbingan belajar pada waktu malam hari yang saya buka bersama adik perempuan saya sejak 6 bulan yang lalu. Berbagai kesibukan yang menyita waktu dan beberapa kewajiban sebagai mama dari seorang putri berusia 5,5 tahun sering membuat penat, tapi ini sebuah konsekwensi karena memutuskan kembali belajar ke kampus dan punya mimpi untuk melanjutkan lagi setelah lulus jenjang yang sekarang saya tempuh.

Saya sadari kelemahan dan kelebihan yang saya miliki,,,kalau dalam teori manajemen itu sering disebut sebagai Analisis SWOT yang diartikan sebagai metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu spekulasi. Saya yakin memiliki potensi di bidang akademik,,yang terbukti dari nilai raport dari SD - SMA dan selama ini sekolah tidak  pernah bayar karena selalu mendapatkan beasiswa prestasi dan punya sedikit kemampuan beretorika (ber'argumen), dari kesadaran dan keyakinan itu mulai sekarang saya berusaha menggali potensi diri yang telah lama vakum alias lama ga berpikir ke arah sini,,,,memang sedikit terlambat kenapa saya sadarnya sekarang, emangnya selama ini kemana aja ? Ya,,,mungkin fase hidup saya yang dulu hanya berkutat di pekerjaan dan rumahtangga, dan ketika fase hidup yang itu putus alias ada perpisahan dengan pasangan barulah semangat dan motivasi itu tiba- tiba  hadir ditambah bertemu dengan orang-orang yang inspiratif dan memberikan kontribusi ke arah berpikir yang lebih maju yang secara tidak langsung mengubah pola pikir dan main set saya yang sekarang,,,,mungkin juga inilah jalan yang ditunjukkan oleh Allah dari pertanyaan kegagalan saya selama ini.

Dari kesadaran sebagai single parent yang harus meng-cover biaya hidup dan masa depan anak secara mandiri, saya berpikir bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk menunjan karir saya di masa depan. Belajar teori manajemen karir  yang saya baca yang salah satunya  menurut Levon T. Ester (dalam Leong, 2008: 1495), proses perencanaan karir dapat dibagi menjadi empat tahap;

1. Self-assesment(penilaian diri)

Mengacu kepada kemampuan individu mengumpulkan informasi mengenai minat, ketrampilan, kemampuan, nilai dan tipe kepribadian.

2. Knowledge of academic-career options( pengetahuan terhadap opsi karir akademik )

Merujuk kepada kemampuan informasi mengenai dunia kerja.

3. Indepth evaluation and goal setting(evaluasi secara mendalam dan penetapan sasaran)

4. Career plan implementation( implementasi rencana karir )

Pendapat itu yang memberikan andil dalam perencanaan karir saya. Sebuah impian yang begitu besar buat saya untuk melanjutkan S2 dan S3 dengan beasiswa setelah lulus dari jenjang S1 tahun depan, tentunya saya harus mencari informasi beasiswa sejak dini dan mempersiapkan segala persyaratan yang dibutuhkan. Salah satunya adalah kemampuan bahasa inggris saya yang minim, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti SEKOLAH TOEFL secara online selama dua bulan ini dari seorang mentor bernama Budi Waluyo yang menjadi motivator saya dari setiap tulisan dan karyanya, yang kini sedang menempuh pendidikan S3 di Lehigh University Amerika. Yang setiap minggu saya harus download handbook dan video penjelasan skill yang diajarkan serta menjawab soal-soal yang diberikan dan ada temu online setiap minggu malam pukul 20.00-22.00 WIB untuk tanya jawab dan pembahasan soal. Dan untuk menambah wawasan dan meningkatkan kapabilitas saya selain sering membaca dan update berita terkini saya juga mulai belajar menulis di blog dan mengikuti berbagai kompetisi blog yang salah satunya diselenggarakan Kompasiana. Karena saya harus terbiasa membuat karya tulis / essay untuk persyaratan beasiswa dan tugas-tugas kampus nantinya. Selain itu saya juga aktif di organisasi masyarakat meski dengan waktu yang terbatas pula.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline