Lihat ke Halaman Asli

Bali Bukan Hanya Denpasar!

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya terlahir dari rahim seorang ibu yang pure Bali . Daerah asli keluarga ibu saya adalah Tabanan . Namun keluarga ibu telah pindah ke Kabupaten Jembrana,tepatnya Kota Negara . Saya pun lahir di kota kecil tsb . Lepas SMA,saya hijrah ke Denpasar untuk mencari kerja . Pertama kali menetap di Denpasar itu tahun 2009 . Jadi sekarang sudah 3 tahun saya berdomisili di Denpasar .

Berbicara tentang Denpasar,disini saya akan mencoba memberikan pendapat yg sekiranya bisa mengubah stigma yg sepertinya terlanjur melekat di kalangan masyarakat luas tentang Bali,khususnya Denpasar . Siapa sih yg gatau Bali? Kalau boleh sombong sedikit,everybody knows Bali . Bahkan Bali dinobatkan sebagai One of The Must Visited Place Before You Die . Lucunya masih ada saja orang yang tahu Bali,tapi tidak tahu Indonesia :D . Saya rasa sebutan diatas memang cocok buat Bali , cumap yg saya sayangkan disini adalah masyarakat luar hanya tahu Bali itu "Denpasar" saja . Memang,objek2 wisata favorit sebagian besar letaknya di Kodya Denpasar dan Kabupaten Badung, seperti Kuta,Nusa Dua,Jimbaran . Padahal sejatinya Bali memiliki 8 Kabupaten dan 1 Kotamadya . yaitu Kab. Buleleng,Jembrana,Tabanan,Badung,Gianyar,Bangli,Klungkung,Karangasem serta Kodya Denpasar . Sebagai Ibukota Provinsi,tentu Denpasar paling menonjol karena pusat pemerintahan ada disana .

Sedikit gambaran tentang Denpasar saat ini yaitu : panas,kendaraan bermotor yg semakin membludak yg menyebabkan macet,para pendatang yg semakin ramai sehingga para investor berlomba-lomba membangun hotel dan kost2an menjamur disana sini . Lahan kosong sedikit,bangun kost2an,bangun hotel . Haduuuuh . Belum lagi proyek Pemda untuk pembangunan underpass di kawasan Simpang Siur . Macet nya pooolll *tepok jidat* . Yang paling disayangkan adalah,pembangunan infrastruktur spt jalanan dan hotel td,seringkali tidak sejalan dengan pelestarian lingkungan di sekitarnya . Saya ambil 1 contoh,ada hotel baru di kawasan Nusa Dua sana yang ternyata dalam proses pembangunan nya menggerus sebagian besar wilayah Pantai Geger (salah 1 kawasan pantai di Nusa Dua) secara semena mena . Wilayah pantai yg semestinya indah dan asri,menjadi suram dan terdegradasi . Tidak hanya itu,sebenarnya dari proses pengesahan IMB nya pun bermasalah . Diduga kuat,investor yg membangun hotel tsb adalah salah seorang buron koruptor kelas kakap . ckckckckck *tepok jidat lagi* .

Mungkin faktor terkuat yg menjadi alasan makin menjamurnya hotel2 adalah,bahwa Bali semakin diminati masyarakat internasional sebagai tempat perhelatan berbagai acara kelas dunia . Hal ini tentu merupakan sebuah PUJIAN sekaligus UJIAN buat Bali . Tahun ini ada World Bank Conferrence,tahun depan ada Miss World,ada APEC XXI . Wahai investor2,bila anda berniat untuk investasi di Bali,silahkan lirik kabupaten2 ya lain selain Denpasar,karena di Denpasar sepertinya sudah over capacity untuk kamar2 hotelnya . Dampak terburuk dr hal tsb adalah,Bali bisa krisis air pd tahun 2015 . Masih banyak kok daerah2 di Bali yg punya potensi pariwisata .  Contohnya Menjangan di Jembrana,Jatiluwih di Tabanan,Candidasa di Karangasem,dll . Tapi tolong yaa wahai investor,pembangunan infrastruktur pariwisata nya diseimbangkan dg pelestarian lingkungan nya . Percuma anda kaya harta tp tidak kaya hati . Terus untuk bapak2 Pemprov Bali,tolong peraturan nya diperjelas dan ditegakkan tanpa pandang bulu . Percuma sana sini koar koar nyuruh rakyat memegang teguh Ajeg Bali,tp Pemprov nya ada yg masih memble .

Satu yg saya salutkan dari masyarakat Bali,sebagian besar masih memegang teguh adat dan budaya nenek moyang yg masih diterapkan sampai sekarang . Contohnya,di Bali tidak boleh ada bangunan yg lebih tinggi dari Pura Besakih . Jadi di Bali tidak mungkin ada gedung pencakar langit :P .

Lama2 mungkin Denpasar bisa disejajarkan dg Jakarta . Kepadatan penduduknya,tingginya biaya hidup,kemacetan . Yg membedakan mungkin tingkat kriminalitasnya,di Denpasar tidak seberingas Jakarta . Juga,seperti yg sudah saya sebutkan diatas,masyarakat Bali asli masih mempunyai "tempat"  yg dominan,dibanding saudara2 kita orang betawi asli di Jakarta yg semakin terpinggirkan oleh pendatang :(

Semoga Bali bisa berbenah diri mengahadapi tantangan globalisasi..

Semoga masyarakat luar bisa mengetahui Bali secara keseluruhan,bukan cuma Denpasar...

Semoga Bali tetap ajeg... :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline