Lihat ke Halaman Asli

Kisah Inspiratif dari Pemilik PT Kemfood Indonesia

Diperbarui: 10 Mei 2022   10:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. penerbit Checklist

I. Identitas Bukuo Judul buku : Kisah, Perjuangan, dan Inspirasi Bob Sadino
o Pengarang : Punto Ali Fahmi
o Penerbit : Checklist
o Tahun terbit : 2018
o ISBN : 978-602-6763-99-0
o Tebal halaman : 262 halaman
o Lebar : 14 cm
o Panjang : 20 cm

II. Isi

"Setinggi apa pun pangkat yang Anda miliki, Anda tetaplah karyawan. Sekecil apa
pun usaha Anda, Anda adalah Bos-nya." Itulah kata-kata yang terdapat pada cover buku ini.
Buku ini merupakan buku kisah perjuangan seorang Bob Sadino yang memulai usahanya dari
0 hingga menjadi pengusaha ternama di Indonesia. Dibuku ini juga, banyak sekali kisah
inspirasi yang bisa membuat kita termotivasi. Buku ini terdapat 13 Bab, dimulai dari bab
pertama yang berjudul "Aku Miskin Karena Aku Memilih" hingga bab terakhir yang berjudul
"Sang Pemilik Segalanya."
Bambang Mustari Sadino atau yang biasa dipanggil Bob Sadino adalah seseorang
yang terlahir dari keluarga yang terpandang dan terpelajar. Bob Sadino merupakan anak
bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya berprofesi sebagai guru kepala sekolah di sekolah
Belanda. Ketika umur 19 tahun, orang tua Bob meninggal dunia. Bob yang merupakan anak
bungsu mendapatkan sebagian besar harta warisan orang tuanya, karena kakak-kakaknya
telah mapan dan mampu menghidupi keluarganya masing-masing. Setelah lulus dari kuliah,
Bob Sadino melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia dan mengambil jurusan
hukum. Namun kuliahnya hanya bertahan 3 tahun dan Bob Sadino sudah tidak berniat
melanjutkan kuliahnya. Bob kemudian menjadi karyawan Unilever selama 1 tahun. Merasa
penat, Bob keluar dari pekerjaannya dan berkeliling ke berbagai belahan dunia menggunakan
uang warisan orang tuanya. Dalam perjalanannya, Bob singgah di Belanda dan menetap
selama kurang lebih 9 tahun.
Saat hidup di negeri orang tersebut, Bob bekerja di perusahaan pelayaran dan
ekspedisi nasional, yaitu Djakarta Lylond. Saat berada di situ juga, Bob bertemu dengan
seorang perempuan yang membuatnya jatuh cinta. Tak lama setelah saling mengenal, mereka
memutuskan untuk menikah. Bertahun-tahun menjadi seorang karyawan ternyata membuat
Bob kepenatan. Ia merasa hidupnya justru tidak bebas. Berada di bawah aturan atasannya,
membuat Bob merasa tertekan. Akhirnya Bob keluar dari pekerjaannya dan pulang ke
Indonesia.
Bob pulang ke Indonesia dengan membawa hasil jeri payahnya saat berada di
Belanda. Bob membeli 2 mobil Mercedes buatan tahun 1960an. Menyadari dirinya tidak
memiliki apa-apa, ia menjual salah satu mobilnya dan membeli sebidang tanah di daerah
Kemang, Jakarta Selatan. Bob memulai bekerja menjadi sopir taksi menggunakan mobil
Mercedesnya sendiri. Namun suatu saat, Bob harus menerima kenyataan pahit. Mobil
Mercedes miliknya rusak parah akibat kecelakaan. Bob sudah tidak mempunyai uang untuk
memperbaiki mobilnya, dan terpaksa Bob harus melepas pekerjaan itu.
Bob berpikir keras supaya tetap bisa menghidupi keluarganya. Bob akhirnya
menemukan sebuah ide. Bob menjual telur asal luar negeri (telur ayam petelur). Awalnya
banyak orang yang tidak suka dengan usaha Bob, karena telur yang dijual Bob berbeda
dengan telur ayam kampung. Karena pada saat itu, mereka tidak mengenal telur ayam petelur.
Bob menjual usaha telurnya kepada turis. Karena para turis asing sudah terbiasa memakan
telur yang diproduksi oleh usaha Bob, maka banyak pesanan dari turis asing yang membanjiri
usaha Bob. Di posisi ini Bob sangat senang. Walaupun demikian ia tidak boleh lengah dan
harus tetap semangat.
Kisah di atas hanyalah cuplikan dari isi buku ini. Masih banyak sekali kisah
perjuangan dan inspiratif yang dapat diambil dari membaca buku ini. Jika Anda ingin menjadi
pengusaha sukses, Anda mungkin bisa membaca dari kisah pengusaha ternama ini. Banyak
sekali pelajaran-pelajaran hidup yang bisa diambil dari kisah Bob Sadino ini.

III. Kelebihan dan kekurangan buku serta usulan

Kelebihan dari buku ini tampak dari kecerdasan seorang penulis dalam menuliskan
tokoh. Penulis menuliskan buku ini dengan kata-kata yang anti mainstream sehingga membuat
para pembaca menjadi tidak bosan. Penulis jelas dalam menceritakan tokoh. Di akhir bab atau
paragraf dituliskan kalimat pendek yang merupakan poin penting dalam bab atau paragraf
tersebut sehingga bisa memperjelas maksud dari bacaan tersebut. Buku ini juga didesain
dengan rapi dan menarik, misalnya: warna tulisan isi dengan judul dibedakan, tulisan judul
ukurannya lebih besar dan warnanya merah sedangkan isi tulisannya lebih kecil dan warnanya
hitam. Terdapat gambar-gambar/ilustrasi yang mendukung sehingga membuat pembaca tidak
bosan.
Kekurangan dari buku ini adalah beberapa deskripsi dari tokoh kurang jelas sehingga
membuat pembaca menjadi bingung, misalnya tidak dituliskan ibunda dari Bob Sadino dan
hanya ayahnya saja. Ada beberapa bahasa yang susah dipahami sehingga dapat menyebabkan
kesalahpahaman, contohnya "Mari jadi orang goblok!".
Karena tulisannya cukup banyak, kiranya buku ini lebih menarik lagi jika gambar-
gambarnya ditambahkan lagi.

Jadi, bagaimana? masih ingin berfikir ala-ala Bob Sadino untuk menjadi "orang goblok"?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline