Lihat ke Halaman Asli

QORI HANDAYANI

Guru di SMKN 1 Koto Besar

Inikah Budaya Mahasiswa Masa Kini?

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa yang kerap dijuluki agent of change, dengan budaya membaca, menulis, dan berdiskusinya,dirasa memiliki kemampuan untuk merubah kualitas negara. Namun masihkah budaya itu terjaga hingga kini?

Dulu ketika mendengar nama mahasiswa, maka orang akan berdecak kagum dan iri. Dulu, ketika seseorang menjadi mahasiswa maka kebanyakan orang akan menjalani kuliahnya dengan serius dan tekun. Dulu,  mahasiswa senang dan bersemangat ketika mendapat tugas yang banyak dan berat dari dosen. Namun itu dulu, perubahan zaman ternyata juga memberikan efek besar terhadap kehidupan mahasiswa di kampus..

Kemunduran peran mahasiswa ini, bisa disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal itu bersumber dari dalam diri mahasiswa itu, berkaitan dengan kurangnya motivasi maupun kesadaran dari dalam jiwa. Sedangkan pada kali ini akan diungkapkan masalah eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar tubuh seseorang seperti teman, serta pola kegiatan yang dilakukan. Kecanggihan teknologi turut mensponsori turunnya minat baca mahasiswa, karena kewajiban itu telah bergeser ke kebiasaan yang dirasa lebih “menyenangkan” bagi mahasiswa, seperti bermain game, kecanduan jejaring sosial, dan nge-rumpi.

Dengan alasan merefresh otak, terkadang mahasiswa mampu menghabiskan waktu berjam jam di depan monitor untuk bermain game, padahal penggunaan dalam jangka waktu yang lama, akan berdampak buruk bagi kesehatan, terutama kesehatan mata, punggung, dan otot otot sekitar tangan. Selain merugikan diri sendiri, kecanduan game dapat membuat mahasiswa tidak dapat membagi waktu dengan baik, tugas-tugas dapat terbengkalai sehingga peran mahasiswa tidak terlihat lagi.

Di era globalisasi kini, hampir 100% mahasiswa khususnya Indonesia memiliki akun jejaring sosial seperti facebook, twitter, instagram, path dan lainnya. Apalagi menurut penelitian, Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia dalam aspek pengguna twitter terbanyak. Dan meraih posisi ke-2 sebagai pengguna facebook terbanyak. Melek teknologi memang baik, namun jika telah mengenal kata “kecanduan”, tentu akan merugikan mahasiswa tersebut. Mereka akan semakin asyik dengan dunia maya, sehingga interaksi dengan lingkungan sekitar akan berkurang, tentu akan menimbulkan ketidakingintahuan mahasiswa dengan fakta serta fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara yang sedang terjadi, sehingga tak ada niat dari mahasiswa tersebut untuk turut berpartisipasi dalam menngembangkan negara. Budaya membaca dan menulis pun berubah menjadi membaca dan menulis di Timeline (syukur-syukur ilmu yang di dapat bermanfaat).

Cara berdiskusi mahasiswa masa kini pun telah berubah, karena yang dibahas bukan lagi masalah pelajaran maupun negara, melainkan masalah gosip-gosip terbaru yang tengah tumbuh subur di lingkungan sekitarnya. Keingintahuan seseorang terhadap urusan pribadi orang lain, atau yang lebih sering disebut Kepo, kini telah menjadi budaya mahasiswa. Tak hanya lingkup sekitar tapi juga lingkungan yang lebih luas.

Mahasiswa memang bukan pekerja sosial. Tetapi mahasiswa harus mampu menunjukkan bahwa mereka adalah agen yang siap menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat, dan siap memberikan gagasan cerah dengan sikap optimisnya pada saat menghadapi suatu persoalan. Atau minimal, mahasiswa harus jeli melihat sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai sebuah permasalahan. Kebiasaan kebiasaan lama yang telah tergerus hendaknya kembali dibangun, dengan mengurangi kegiatan kegiatan yang merugikan diri sendiri dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, agar tujuan bersama negara ini dapat tercapai.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline