Lihat ke Halaman Asli

Qotrun Nida

Mahasiswa

Kesulitan Jurnalis dalam Melakukan Kegiatan-Kegiatan Jurnalistik di Masa Pandemi Covid-19.

Diperbarui: 28 April 2021   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesulitan Jurnalis dalam Melakukan Kegiatan-Kegiatan Jurnalistik di Masa Pandemi Covid-19 (dokpri)

PONTIANAK - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih merebak di Indonesia mengakibatkan banyaknya jurnalis kehilangan pekerjaan, banyaknya media memangkas biaya untuk membayar contributor dan jurnalis dihadapi dengan rasa tidak aman saat meliput lantaran tidak dibekali alat perlindungan diri yang memadai karena jurnalis menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi terkait virus corona (Covid-19) yang kini menjadi pandemi global.

Tentu dengan adanya pandemi Covid-19 ini seorang jurnalis sulit untuk mendapatkan berita dan tidak dapat melakukan kegiatan turun langsung ke lapangan yang padahal sebelumnya seorang jurnalis harus bertemu langsung dengan narasumber sekarang hanya diganti melalui perantara teknologi. Selain itu, penelusuran data dan informasi di lapangan juga terhambat oleh situasi seperti sekarang ini. Serta semua kegiatan hanya dapat dilakukan secara daring online baik dari ngumpulan data, wawancara narasumber dan berkomunikasi kepada para reporter.

“ Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH UII mengimbau kepada masing-masing media massa untuk tidak menugaskan para reporter untuk melakukan liputan konferensi pers tatap muka di tengah pandemi Covid-19. Karena mengharuskan untuk memperhatikan keselamatan para anggota reporter dan dengan adanya masa pandemi seperti ini saya sebagai redaktur pelaksana HIMMAH UII tentu mengalami kesulitan untuk mendapat berita karena tidak dapat melakukan kegiatan turun langsung ke lapangan. 

Kecuali jika terdapat kejadian demo dan kemudian terdapat suatu kasus, dan itu dilakukan secara daring harus me-Whatsapp narasumber dan itu biasanya menjadi kurang nyaman dilakukan oleh kami sebagai anggota Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH UII.- Muhammad Prasetyo sebagai Redaktur Pelaksana “

Dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, tentu seorang jurnalis banyak mendapatkan tantangan-tantangan baru yang harus dihadapi oleh perusahaan media pers khususnya dalam menjalankan kegiatan-kegiatan jurnalistik.

“kondisi pandemi Covid-19 tentunya saya dan anggota Organisasi Lembaga Pers Mahasiswa HIMMAH UII mengalami tantangan baru seperti, jurnalis harus lebih akrab dengan teknologi media baru dan ruang lingkup interaksinya. Jurnalis harus memanfaatkan sosial media mencari informasi awal dari masyarakat. 

Bahkan bisa mengutip cuitan atau unggahan foto atau video dari narasumber di media sosial. Apalagi trend penggunaan sosial media semakin meningkat dan mayoritas narasumber sudah melek digital dalam menyampaikan pendapat atau pun gagasannya. Jurnalis dan industri media harus terbiasa melakukan riset kecil-kecilan untuk mengetahui kecenderungan masyarakat terkait isu-isu yang jadi fokus perhatian mereka. Selain bisa melihat dari tranding topic. 

Perusahaan media sebaiknya juga bisa memanfaatkan big data untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan data dan informasi yang mempermudah menemukan bahkan menganalisa hal yang menarik untuk disajikan. Jurnalis sebaiknya lebih banyak meluangkan waktu menyisir pernyataan pers dan data yang dikirim terkait corona virus, terkait isu dan hal penting disandingkan dengan data pemerintah. Jurnalis harus punya ‘sense of criticism’. Tidak boleh begitu saja mempublikasikan data yang diberikan tanpa dikritisi dan analisa. 

Seharusnya mengetahui perannya sebagai watchdog dan sebaiknya industri media serta para jurnalis melakukan kolaborsasi berjuang menghadapi keterbatasan kerja jurnalistik di era pandemi. Terutama dalam membuat laporan mendalam dan membuat analisa yang tajam. - Muhammad Prasetyo sebagai Redaktur Pelaksana “

Dengan begitu maka media atau jurnalis memainkan peran yang menyelamatkan jiwa dalam perang menghadapi ‘Coronavirus Infodemik’. Padahal dalam kondisi seperti ini, pekerjaan jurnalis memiliki resiko yang tinggi. Jurnalis harus bertemu langsung dengan narasumber yang sekarang hanya diganti melalui perantara teknologi. Selain itu, penelusuran data dan informasi di lapangan juga terhambat oleh situasi seperti sekarang ini.

#SoftNews#penulisannaskahkomunikasi#universitasgunadarma

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline