Suasana haru mengiringi perpisahan Ridwan Kamil saat pelepasan orang nomor satu di Jawa Barat. Pria yang biasa disapa Kang Emil ini berprofesi sebagai arsitek sebelum menjadi walikota dan gubernur , Pria kelahiran 4 Oktober 1971 ini tergabung pada Partai Golkar. Partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang digawangi Partai Gerindra.
Koalisi Indonesia Maju memiliki jumlah partai pendukung terbesar walau PKB telah pindah koalisi setelah Cak atau Gus Muhaimin resmi menjadi bacawapres koalisi persatuan dan perubahan mendampingi Anies Baswedan.
Kang Emil memiliki potensi suara di Jawa barat, pernah menjadi Walikota Bandung (2013-2018) dan Gubernur Jawa Barat (2018-2023). Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia (49,405,810 jiwa, Data BPS 2022) , potensi suara pendukung Kang Emil bisa menambah jumlah suara perolehan untuk pemenangan Probowo-Kang Emil.
Selain Jawa Barat, nama Kang Emil cukup dikenal secara nasional. Memiliki kapasitas kepemimpinan karena telah 10 tahun menjadi pemimpin daerah selain kapasitas teknis dalam penataan kota dan teknologi komunikasi masa kini.
Kang Emil dekat dan cukup dikenal oleh generasi milenial sehingga bisa menjadi celah pendongkrak suara pemilih pemula yang jumlahnya cukup besar.
Selaian itu Swing voters menurut data SMRC sebesar 33% merupakan peluang untuk bisa diraih Kang Emil sebagai tokoh yang selama ini telah memiliki rekam jejak yang baik.
Mungkinkah Kang Emil mendampingi Prabowo ?
Namun jalan untuk menjadi cawapres untuk Kang Emil tidaklah mudah. Selain komposisi koalisi Indonesia Maju yang cukup gemuk dan memiliki beberapa tokoh nasional yang punya kans cukup tinggi. Dipartai Golkar sendiri masih ada beberapa nama potensial yang bisa diajukan sebagai cawapres.
Yang paling kuat adalah ketua umum Partai Golkar sendiri, Airlangga Hartarto yang saat ini masih menjabat sebagai mentri koodinator bidang perekonomian. Partai Golkar sendiri memang telah memasukkan Kang Emil sebagai salah satu cawapres.
Secara realistis Partai Golkar memang harus puas bila mendapat jatah cawapres , dan tentu hal ini akan menjadi bahan diskusi serius didalam koalisi. Prabowo sendiri dulunya adalah warga Golkar sebelum mendirikan Partai Gerindra. Secara karakter dua partai ini punya kesamaan.
Dalam survey yang dilakukan beberapa Lembaga, nama Kang Emil selalu unggul diantara kandidat cawapres. Dalam survey yang diliris lembaga survey nasional (LSN) pada jum'at (1/9) , nama Kang Emil masuk dalam tiga besar. Malah Ketika disandingkan dengan Ganjar Pranowo nama Kang Emil menduduki urutan 2 sebesar 17,2 % namun bila disandingkan dengan Prabowo 15,2%.
Memang ada rumors Kang Emil sedang didekati kubu Ganjar untuk dijadikan pasangan cawapres, namun hal itu buru buru ditepis Kang Emil. Walau tentu plot twist politik kadang sulit ditebak dan membuat kejutan kejutan .
Bila Prabowo memilih kang emil maka kans kemenangan semakin besar, melihat perbedaan potensi suara antar Prabowo dan Kang Emil. Tentu ini hal yang baik dalam melengkapi jumlah suara.