Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Multikultural study kasus di Pesantren

Diperbarui: 30 Juni 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan multikultural di Asrama Putri Ar Ruqoyyah PonPes Mamba' ul Khoiriyatıl Islamiyah

Wajar jika di pesantren terdapat banyak perbedaan, entah itu babasa, suku, budaya ataupun yang lainnya, dikarenakan berasal dari daerah yang berbeda-beda, maka dari itu diperlukan adanya Pendidikan Multikultural di pesantren. Pendididikan Multikultural sudah diterapkan di Asrama Putri Ar-Ruqoyyah PonPes Mamba ul Khoiuriyatil Islamiyah, para santri saling menghormati adanya perbedaan, meskipun berbeda bahasa (madura jawa, bali) mereka masih bisa saling berbincang dengan menggunakan bahasa Indonesia, kadang saling mengajari bahasa satu sama lam. Mereka tidak membeda-bedakan satu sama lain, mereke tetap melakukan kegiatan bersama-sama seperti melakukan kegiatan sorogan bersama-sama, gotong royong membersihkan asrama, tolong menolong jika ada yang membutuhkan Jika di asrama di adakan lomba (17 Agustusan, Hari Raya Idul Adha) mereka selalu kompak meskipun berbeda kamar tidak ada perseteruan meskipun kamar yang satu dan yang lam tanding. Di acara Hari Raya Idul Adha mereka melakukan membagi tugas ada yang membersihkan asram dan juga kamar masing-masing, ada juga yang memasak untuk persiapan menyambut Hari Raya

QORRI LUBBI SYIFA, 2021096011975, Penulis Merupakan Mahasiswi Prodi PAI IAI AL-QODIRI 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline