Lihat ke Halaman Asli

Qorna Aghnat

Mahasiswa

Peran Sabar dalam Menghadapi Cobaan dalam Perspektif Tasawuf

Diperbarui: 7 Desember 2024   16:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu hal terpenting dalam iman Islam adalah kesabaran. Sabar berasal dari kata Arab, yaitu sabara-yasbiru-sabrun, yang berarti menahan.  Sabar berarti menahan diri untuk menghadapi tantangan, tidak mudah marah, putus asa, dan patah hati. Sabar juga berarti tenang, baik mental atau emosi. Orang dapat menjadi lebih sabar dengan mendorong mereka untuk melakukan hal-hal yang baik atau melakukan hal-hal yang tidak buruk. Mereka juga dapat menggunakan kesabaran sebagai cara untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari bahaya. Sabar berarti menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam tasawuf, sabar berarti menerima cobaan dengan tenang, tanpa mengeluh atau marah. Selain itu, sabar juga berarti menahan diri dari tindakan negatif dan memilih untuk berdoa dan berusaha.

Salah satu akhlak tasawuf Islam yang paling penting adalah sabar. Kita akan membahas peran sabar dalam menghadapi cobaan dari sudut pandang tasawuf, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an (QS. Al-Fathir: 10), di mana Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan diberi ganti dengan pahala yang tidak terhingga."

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitab "Ihya' Ulumuddin" ada tiga tingkat sabar, yang Pertama; Bersabar saat menghadapi cobaan (sabr 'ala al-bala'), Kedua; Beribadah (sabr 'ala al-ibadah), dan Ketiga: Meninggalkan hal-hal yang dilarang (sabr 'an al-muhrramat).

Untuk menggambarkan betapa lemahnya iman tanpa sabar, Imam Ali bin Abi Thalib RA mengaitkan sabar dengan kepala dalam tubuh. Dipandang sebagai cara untuk mempertahankan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, kesabaran juga membantu meningkatkan keimanan.

Dengan sedikit kesabaran saja, seseorang akan merasakan sisi positifnya ketika seseorang tersebut sabar akan segala hal yang terjadi pada dirinya, yaitu dapat mencegah kecemasan (anxiety) dan stress, meningkatkan ketenangan, meningkatkan kepercayaan diri, dan menerima cobaan sebagai ujian iman.

Dalam Al-Qur'an diberikan beberapa contoh sabar, yaitu:

  • Dalam QS. Al-Anbiya': 83-84, ketika Nabi Ayyub yang sabar ketika beliau sedang menghadapi penyakit dan cobaan,
  • Dalam QS. Yusuf: 1-111, ketika Nabi Yusuf yang sabar menghadapi fitnah dan penjara, dan
  • Dalam QS. Al-Alaq:1-5, ketika Nabi Muhammad SAW sabar menghadapi penolakan dan penganiayaan.

Kesimpulan

Salah satu nilai utama dalam Islam dan tasawuf adalah kesabaran (sabr), yang menunjukkan kemampuan untuk tetap tenang dan pasrah kepada Allah saat menghadapi tantangan hidup. Dalam tasawuf, sabar dianggap sebagai maqam spiritual yang penting, yang membantu seorang hamba memperkuat hubungannya dengan Allah dan melindungi hatinya dari pengaruh duniawi. Imam Al-Ghazali membagi kesabaran menjadi tiga jenis: sabar menghadapi cobaan, sabar dalam ibadah, dan sabar menjauhi larangan. Kesabaran memiliki banyak manfaat, seperti membuat Anda lebih tenang, mengurangi stres, dan melihat cobaan sebagai ujian iman. Dalam Al-Qur'an, Nabi Ayyub, Nabi Yusuf, dan Nabi Muhammad SAW menunjukkan contoh kesabaran saat menghadapi ujian berat. Sabar juga disebutkan sebagai salah satu cara menuju pahala yang tak terhingga, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Fathir: 10. Kesabaran adalah dasar dari keimanan yang kuat, dan penting bagi setiap orang yang beragama Islam untuk melakukannya dalam menjalani kehidupan spiritual dan sosial mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline