UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP DAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PENGUNAAN MEDIA KONGKRIT DAN MEDIA SEDERHANA PADA KELOMPOK B TK NURUL FATAH DESA KALIBARU WETAN KECAMATAN KALIBARU KABUPATEN BANYUWANGI
QORINATUS SOFIAH, S. Pd
TK NURUL FATAH KALIBARU WETAN
ABSTRAK
Masa anak usia dini (Golden Age) adalah masa yang paling tepat untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan yang dimiliki anak, kemampuan literasi dan numerasi yang merupakan kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks sehari-hari yang harus dimiliki oleh setiap siswa, pemahaman konsep dan lambang bilangan dapat dilakukan dengan memanfaat media konkrit dan media sederhana yang ada disekitar kita agar dapat di terima dengan baik yang menopang hal tersebut bagaimana seorang guru mampu berkomunikasi dan memberikan rangsangan kepada siswa dengan tujuan agar siswa termotovasi untuk terus belajar.
Kata kunci : Konsep dan Lambang Bilangan, media konkrit dan kegiatan sederhana, komunikasi yang optimal
- PENDAHULUAN
- Anak usia dini ialah anak yang baru dilahirkan hingga mencapai usia 6 tahun, dimana pada usia tersebut merupakan fase yang sangat menentukan bagi pembentukan karakter, kepribadian dan kemampuan intelektualnya, Sehingga pada rentang usia ini disebut dengan masa Golden Age. Masa anak usia dini (Golden Age) adalah masa yang paling tepat untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan yang dimiliki anak. Oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini sangatlah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Di era revolusi industri 5.0 atau yang lebih populer dengan istilah era digitalisasi Pendidikan Anak Usia Dini sebagai penentu dari arah dan tujuan pendidikan dengan mempersiapkan generasi masa depan. Diantara dari salah satu aspek perkembangan yang sangat relevan dan perlu penguatan dalam menghadapi tantangan masa depan selain kemampuan karakter adalah kemampuan literasi dan numerasi yang merupakan kecakapan untuk menggunakan berbagai angka dan simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks sehari-hari.
- Pengetahuan berkaitan dengan konsep dan lambang bilangan merupakan yang sangat urgen hal tersebut di sebabkan karena pemahaman konsep dan lambang bilangan merupakan kemampuan dasar yang wajib dimiliki oleh setiap anak, berdasarkan observasi dan pengamatan yang kami lakukan ditemukan ditemukan mayoritas anak masih kesulitan dalam mengenal konsep dan lambang bilangan, anak masih belum percaya diri dalam melaksanakan proses belajar anak terlihat kurang tertarik dan antusias ketika dihadapkan dengan angka-angka, maka dari masalah yang ada kami rumuskan masalah penelitian sebagai berikut
- RUMUSAN MASALAH
- Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
- Bagaimana kemampuan siswa Kelompok B TK Nurul fatah dalam mengenal konsep dan lambang bilangan?
- Apa yang menjadi faktor pengahambat rendahnya kemampuan siswa dalam mengenal konsep dan lambang bilangan?
- KAJIAN PUSTAKA
- Menurut Copley, (2001) bilangan adalah lambang atau simbol yang merupakan suatu objek yang terdiri dari angka-angka. Sebagai contoh bilangan 10, dapat ditulis dengan dua buah angka yaitu angka 1 dan angka 0. Bilangan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bilangan yang ditemui anak-anak sebenarnya memiliki arti yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Fatimah (dalam Anggraeni,2011) anak-anak akan belajar membedakan arti bilangan berdasarkan penggunaan yaitu: (1) bilangan kardinal menunjuk kuantitas atau besaran benda dalam sebuah kelompok. (2) bilangan ordinal, digunakan untuk menandai urutan dari sebuah benda, contoh juara kesatu, dering telepon ke lima kalinya, hari kartini hari ke 21 di bulan april,dll. (3) bilangan nominal, digunakan untuk memberi nama benda, contoh: nomor rumah, kode pos, nomor lantai / ruang di gedung, jam,uang dll.
Kata media secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti tengah, perantara atau pengantar (Azhar Arsyad, 2011 : 3). Media adalah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Tim 2011). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat perantara untuk mengantar pesan dari pengirim atau guru ke penerima atau siswa.Menurut Andreas Halim, konkret = tangible artinya nyata. Menurut Winata Putra, media konkret adalah segala sesuatu yang nyata, dapat digunakan untuk menyalur pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien menuju kepada tercapainya tujuan yang diharapkan. Media realia (meda bantu konkret) merupakan alat bantu visual alam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada siswa, dan merupakan suatu modal dan objek nyata dari suatu benak, seperti meja, kursi, mata uang, tumbuhan, binatang dan sebagainya.
- METODELOGI
- Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi ( 2007 : 5 ), “Metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan”. Menurut Hadari Nawawi ( 2007 : 66 ), ada 4 metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah yaitu : 1) Metode filosofis. 2) Metode deskriptif. 3) Metode historis. 4) Metode eksperimen. Menurut Hadari Nawawi ( 2007 : 67 ) Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecah masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/objek ( seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain ) pada saat sekarang fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,dkk ( 2009 : 3 ), penelitian tindakan kelas ( PTK ) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Suharsimi Arikunto,dkk ( 2009 : 16 ) bahwa secara garis besar ada empat tahapan yang lazim dilalui yaitu : 1) Perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan dan 4) refleksi.
Menurut (Chandra, 2019)dengan menggunakan media yang konkreet dapat membuat anak lebih mudah untuk memahami suatu angka karena seluruh inderaseperti melihat, meraba, merasakan, mendengar dapat digunakan secara langsung.Hal ini karena anak-anak mampu belajar pada tahapan enaktif yaitu melalui benda-benda yang sifatnya konkret dan ikonik dengan gambar dan simbolik dengan kata atau symbol (Wahyuni & Sukmawati,2020) salah satu benda konkret yang digunakan dalam mengenalkan konsep angka kepada anak usia dini yaitu melalui permainan puzzle angka. Menghitung benda-benda dalam kehidupan sehari-hari. Mengenalkan angka dapat melalui kegiatan sederhana, misalnya saat anak ulang tahun ( menghitung lilin) (Lisa,2018). Pembelajaran nilai dan angka pada AUD dapat dilakukan dengan mengajak anak untuk menghitung jumlah benda yang ada di ruangan sekitar anak (Amalina,2021)
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan pada kelompok B di TK Nurul Fatah dengan pemanfaatan media konkrit dan kegiatan sederhana yang ada di sekitar kita berdampak pada: 1) Menambah pengalaman belajar anak, 2) Memudahkan anak dalam mengenal dan menulis angka, 3) melatih kratifitas anak, 4) media lebih mudah didapat, 5) menambah pengalaman langsung. Tentu dalam mendukung tercapainya tujuan pembelajaran harus dimulai dari persiapan yang matang yaitu dengan menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) sefektif mungkin dan harus relevan dengan lingkungan belajar. Pada pembelajaran dalam penelitian ini ada 4 kegiatan yang dilakukan yaitu:
- Melihat video “lala membantu ibu”
- Pada kegiatan ini siswa melihat video film pendek bersama yang memuat pesan seorang anak yang membantu pekerjaan ibu dirumah, dimana lala membantu ibu dengan mengambilkan bahan-bahan dapur seperti tomat, cabe, dan bawang yang di hitung sesuai dengan permintaan ibu. Dari sini anak dapat mengenal konsep bilangan dengan media dan kegiatan sederhana yang ada di lingkungan rumah, selain itu anak juga dapat mengenal tugas dan pekerjaan ibu dirumah.
- Disaat selesai menonton video anak diminta menceritakan kembali dari apa yang telah dilihat divideo yang diawali dengan pertanyaan pemantik oleh guru, disini anak begitu sangat antusias mengikuti pembelajaran dan anak mulai berani mengungkapkan pendapatnya di depan guru.selain itu agar juga anak merasakan begitu pentingnya sosok ibu dengan banyak sekali tugas yang perlu diselesaikan seorang ibu, seperti memasak, mencuci, menyapu,dll. Coba bayangkan Bagaimana kondisi rumah jika ibu sakit ? tentu semua anggota keluarga akan merasa kerepotan, dari sini diharapkan anak bisa lebih menyayangi ibu dengan senantiasa mendoakan kedua orang tua dan membantu tugas Ibu.
- Percobaan sederhana membuat pop corn kemudian memasukkan kedalam gelas sesuai lambang bilangan.
- Pada kegiatan ini kami menyiapkan beberapa peralatan masak diantaranya kompor portable, wajan bertutup, sutil, margarin, jagung popcorn mentah, dan gelas bertuliskan angka. Disini guru mempraktekkan bagaimana cara membuat popcorn dengan anak mengamati proses pembuatannya bagaimana jagung tersebut Meletus satu persatu menjadi pop corn, tentu ini sangat menarik bagi anak, setelah itu popcorn yang sudah jadi di taruh di sebuah wadah besar kemudian siswa mengambil gelas yang bertuliskan angka yang natinya di isi dengan popcorn sesuai dengan angka yang tertera di gelas, melalui pembelajaran ini siswa dapat mengetahui proses saintifik dari jagung menjadi pop corn yang siap makan dan yang paling utama adalah siswa dapat mengenal konsep dan lambang bilangan dengan media konkrit artinya siswa melihat sendiri bagaimana proses dalam pengenalan konsep dan lambang bilangan bukan mengetahuinya dari cerita yang di sampaikan oleh guru sehingga dapat mengingatnya karena memiliki peran dalam proses pembelajaran.
- Menjahit dan menghias celemek ibu
- Dalam kegiatan ini guru menyiapkan pola yang menyerupai celemek ibu ketika memasak ada 2 pola yang sama yang diberi lobang di masing-masing tepinya dengan tertera urutan angka 1 – 15 yang kemudian siswa menggabungkan ke dua pola tersebut dengan menghubungkan urutan angka sambil menjahitnya di setiap lobang yang ada kemudian setelah itu siswa mewarnai pola celemek ibu tersebut sesuai dengan desain gambar yang ada selain mengembangkan aspek motorik dan seni dari setiap siswa kegiatan tersebut memuat tentang pemahaman konsep dan lambang bilangan yaitu dengan menghitung lobang tempat jahitan yang ada sehingga disini media konkrit dan sederhana sangat memberikan dampak terhadap kemampuan siswa dalam konsep dan lambang bilangan dapat meningkat.
- Mengelompokkan barang belanjaan ibu sesuai kelompoknya
- Kegiatan ini merupakan kegiatan terakhir yang peneliti lakukan mengelompokkan barang belanjaan ibu, kegiatan ini memiliki korelasi dengan video yang di tonton siswa di awal pembelajaran. Pada kegiatan ini setiap siswa kami berikan gambar yang ditempel di piring dari macam-macam belanjaan ibu yang nantinya dijadikan dasar bahan belanjaan apa yang harus di hitung dimana bahan belanjaan sudah disiapkan mulai dari tomat, cabe, bawang putih, dan bawang merah. Siswa kemudian menghitung item barang sesuai dengan gambar yang mereka pegang sebelumnya yang kemudian menulis symbol bilangan kembali di kertas tersebut. Disini siswa dapat belajar mengelompokkan benda yang sama dengan yang tidak sama dan dapat menghitung masing-masing jumlah item barang.