Lihat ke Halaman Asli

Qori Izza Mahardhika

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Jember

Perkenalkan Sistem Marketing dan Branding, Mahasiswa KKN Kolaboratif 3T Gelar Pelatihan Kewirausahaan di Desa Oenoni

Diperbarui: 17 Agustus 2024   01:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok KKN Kolaborasi 3T dari Universitas Jember dan UPN Veteran Jawa Timur bersama Perempuan Kepala Keluarga (PeKa) dan PKK Desa Oenoni [Dokpri].

Mahasiswa KKN Kolaboratif Universitas Jember dan UPN Veteran Jawa Timur di Daerah 3T, menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan berupa pengenalan sistem marketing dan branding produk serta praktik produksi keripik pada Rabu (7/8). Kegiatan yang menyasar kelompok rentan Perempuan Kepala Keluarga (PeKa) dan Lansia ini bertempat di Posko KKN Kolaboratif 3T Desa Oenoni, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Pelatihan yang mengusung tema kewirausahaan ini diinisiasi oleh sepuluh mahasiswa peserta KKN Kolaboratif 3T, terdiri dari delapan mahasiswa Universitas Jember dan dua mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur. Kesepuluh mahasiswa yang berasal dari berbagai rumpun ilmu ini menyusun program kerja dengan menggandeng kelompok rentan desa khususnya PeKa (Perempuan Kepala Keluarga) dan Lansia produktif sebagai implementasi nyata akan komitmen terhadap Gerakan Inklusi.

Kelompok KKN Kolaboratif 3T memandang adanya masalah atas melimpahnya hasil pertanian di Desa Oenoni terutama ubi ungu dan ubi kayu yang tidak diimbangi dengan pengolahaan serta peningkatan nilai ekonomis dari hasil pertanian tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebut, kelompok KKN ini mencoba menawarkan sebuah solusi dengan melakukan pengolahan terhadap ubi ungu dan singkong menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga dapat menunjang perekonomian di Desa Oenoni.

Salvy Shofiyatul, mahasiswa Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember, sebagai salah satu anggota kelompok KKN Kolaboratif 3T sekaligus pemateri pada pelatihan ini menyatakan, "Kewirausahaan pedesaan memiliki potensi besar, tetapi masih menghadapi tantangan seperti akses infrastruktur, pendidikan, pasar, pembiayaaan, dan inovasi teknologi. Masalah ini apabila diatasi dapat meningkatkan kontribusi kewirausahaan pedesaan terhadap pembangunan ekonomi dan sosial, khususnya di Desa Oenoni."

Pelatihan wirausaha ini memanfaatkan ubi ungu serta ubi kayu sebagai salah satu hasil pertanian yang melimpah dari Desa Oenoni untuk diolah menjadi keripik. Rasa ubi ungu dari Desa Oenoni memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari rasa ubi ungu di tempat lain sehingga produk olahan ini nantinya diharapkan dapat menjadi makanan olahan khas Desa Oenoni yang dapat dipasarkan lebih luas lagi.

Proses praktik pelatihan kewirausahaan produksi Keripik Ubi Ungu dan Ubi Kayu kepada Perempuan Kepala Keluarga (PeKa) dan PKK Desa Oenoni [Dokpri].

Selain memberikan pelatihan produksi keripik ubi ungu dan ubi kayu, kelompok KKN Kolaboratif 3T di Desa Oenoni ini juga mengenalkan konsep marketing dan branding untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memasarkan produk.

Serangkaian proses pelatihan ini ditutup dengan sesi dokumentasi dan ungkapan terima kasih para peserta pelatihan kepada para mahasiswa peserta KKN Kolaboratif 3T atas digelarnya Pelatihan Kewirausahaan ini.

Pelatihan Kewirausahaan ini merupakan salah satu dari rangkaian program kerja mahasiswa KKN Kolaboratif 3T di Desa Oenoni yang diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan masyarakat, bersifat berkelanjutan, dan memiliki luaran nyata sehingga para kelompok rentan bisa berpartisipasi aktif dan menjadi peran penting di kalangan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline