Dewasa kini, kita banyak menemukan beberapa gejala sosial di masyarakat yang banyak diantaranya disebabkan oleh pemuda-pemuda yang salah takar dalam mengkonsumsi minuman beralkohol. Tapi pernahkah anda mendengar lebih jelas, apa itu minuman beralkohol ? Minuman beralkohol atau banyak disingkat minol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati batas usia tertentu. Efek yang muncul setelah minum alcohol yakni Jantung berdebar tidak teratur, Koordinasi tubuh terganggu, Mual dan muntah, Wajah memerah, Perubahan suasana hati, Perubahan suhu tubuh, Bicara cadel dan meracau, Sering buang air kecil.
1. Kerusakan Jantung
Dampak kecanduan alkohol pada tubuh yang pertama adalah kerusakan jantung. Konsumsi alkohol secara berlebihan mampu melemahkan otot-otot jantung. Akibatnya, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi terganggu. Kondisi ini ditandai dengan sejumlah gejala, seperti sesak napas, detak jantung tidak teratur (aritmia), kelelahan, batuk berkepanjangan, bahkan hipertensi, stroke, dan serangan jantung.
2. Peradangan Pankreas
Dampak kecanduan alkohol pada tubuh selanjutnya adalah peradangan pankreas. Kondisi ini dikenal dengan istilah pankreatitis. Terlalu banyak konsumsi alkohol memicu penumpukan enzim di dalam pankreas. Peradangan pada pankreas merupakan kondisi yang ditandai dengan sakit perut, mual, muntah, detak jantung meningkat, demam, dan diare.
3. Merusak Otak
Alkohol dapat memicu kerusakan otak dengan cara memperlambat penyaluran informasi antar saraf. Kandungan etanol di dalam minuman beralkohol dapat memicu kerusakan spesifik pada beberapa area otak. Akibatnya, pecandu alkohol rentan mengalami gejala perubahan perilaku, suasana hati berubah ekstrim (mood swings), halusinasi, hilang ingatan, hingga kejang.
4. Infeksi Paru-Paru
Infeksi paru-paru menjadi dampak kecanduan alkohol pada tubuh selanjutnya. Konsumsi alkohol berlebih membuat daya tahan tubuh melemah. Alhasil, beberapa organ tubuh (termasuk paru-paru) kesulitan untuk melawan serangan bakteri dan virus penyebab penyakit. Tidak heran jika pecandu alkohol rentan mengalami infeksi penyakit pernapasan, seperti tuberkulosis dan pneumonia.
6. Kerusakan Ginjal
Alkohol memiliki efek diuretik yang bisa meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, maka semakin banyak pula jumlah urine yang diproduksi. Kondisi ini membuat ginjal kesulitan untuk mengatur aliran urine dan cairan tubuh. Keseimbangan elektrolit dalam tubuh menjadi terganggu dan memicu dehidrasi.
Pemerintah Pusat menetapkan, klasifikasi minuman beralkohol yang dilarang dalam Pasal 4 berdasarkan golongan dan kadarnya Minuman beralkohol golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 1 persen sampai dengan 5 persen, Minuman beralkohol golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 5 persen sampai dengan 20 persen, Minuman beralkohol golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) lebih dari 20 persen sampai dengan 55 persen, seoerti wiski dan vodka. Meskipun begitu, Konsumen minuman beralkohol di Indonesia tetap tinggi, hal ini dapat di lihat dari indikator survei terhadap konsumen alkohol di indonesia.
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2022 BPS, secara nasional ada 4,8 persen dari total penduduk Indonesia yang mengonsumsi miras. Rata-rata per orang menghabiskan 8,8 liter miras setiap bulan. Namun, dari segi banyaknya penduduk yang mengonsumsi miras, Sulawesi Utara berada di urutan kedua dengan 34,4 % penduduknya gemar miras. Penduduk yang paling banyak meminum miras adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu 51,6%. Jika diukur dari yang paling royal belanja miras dalam setahun, juaranya dipegang Sumatera Utara (Sumut). Daerah ini dalam setahun penduduknya menghabiskan Rp1,2 triliun hanya untuk belanja miras. Angka ini menyumbang 24,7% dari total belanja miras nasional. Adapun total belanja miras secara nasional sebesar Rp4,89 triliun. Penduduk Sulut membelanjakan total Rp237 miliar dalam setahun hanya untuk miras, dan berada di urutan ke-5 dibawah NTT, Kalimantan Barat, dan Bali. Papua justru tidak masuk dalam 10 besar provinsi tertinggi rata-rata konsumsi miras per orang per bulan dan 10 besar provinsi terbanyak penduduknya mengonsumsi miras. Namun, dalam hal belanja tahunan miras, Papua berada di urutan 7, dengan total belanja miras sebesar Rp231 miliar.
Dengan dampak-dampak negatif alkohol yang telah disajikan, ternyata minat konsumsi minuman beralkohol di Indonesia tetap bisa dikatakan tinggi. Kini sudah saatnya masyarakat bijak, dalam hal memilah manfaat dari apa yang dikonsumsi. Mulai dari dampak terhadap kesehatan sekaligus dampak terhadap pola perekonomian masing-masing individu. Zat-zat adiktif penyebab kecanduan pada minuman beralkohol, bisa jadi berakibat fatal terhadap kesehatan dan perekonomian individu yang menjadi pecandunya.
oleh: Qori'atul Adawiya (Mahasiswa Produ Ekonomi Syariah UIN Kiai Haji Ahmad Siddiq
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H