Lihat ke Halaman Asli

Ujian Online Vs Kemunduran Pendidikan

Diperbarui: 30 Agustus 2023   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

               Solusi Ujian Online Vs Kemunduran Prestasi Murid Tidak Terjadi

LSituasi
       Pada era digital seperti saat ini semua kegiatan kita mulai bangun hingga tidur kembali selalu berkaitan dengan teknologi ( gadged ). Tak terkecuali KBM dan juga ujian yang dilakukan online. Dampak positifnya kita dapat menghemat biaya ( kertas) yang tentu sangat bermanfaat untuk kelestarian lingkungan. Namun dampak negatifnya juga ada apabila kita tidak bijak mengelolanya.

        Kondisi ini sering dialami oleh seluruh tingkat pendidikan yang melakukan ujian online. Ketika itu saya menjadi panitia ujian akhir semester di sekolah.  Saya tergerak untuk memperhatikan seluruh aktivitas ujian murid. Mulai dari tahap pra pelaksanaan ujian,  saat ujian dan pasca ujian. Beberapa hari menjelang ujian ,sebagai guru pasti kita sibuk mempersiapkan soal dan  kisi - kisinya dengan harapan  agar murid bisa  mengetahui gambaran materi ujjan yang akan kita berikan. Bagi kita dulu kisi - kisi soal adalah hal yang paling kita tunggu karena lewat kisi - kisi kita bisa memprediksi soal yang akan keluar. 

Namun saat ini  yang saya temui justru murid - murid yang  tidak peduli dengan ada/ tidaknya kisi - kisi mereka  tetap santai tidak ada perasaan kawatir apapun dan  persiapan ujiannya pun terkesan ala kadarnya.  Pada saat pelaksanan ujian berlangsung saya lebih  kaget dan heran  melihat murid murid mengerjakan soal bisa dalam waktu singkat dan selesai serempak. 

Waktu pengerjaan soal IPA ( kim, mat, fis) misalnya, yang normalnya waktu yang tersedia 90 menit, murid - murid sebagian besar mampu menyelesaikan dalam waktu paling lama setengah jam. Sebagai guru tentu saya tidak langsung bangga dengan kondisi tersebut namun justru bertanya - tanya.. Apakah murid - murid mengerjakan soal dengan benar  atau hanya mencontek jawaban dan kolaborasi yang negatif dengan temannya.

Tantangan

Dari kejadian tersebut  muncul tanda tanya besar bagaimana agar tidak terjadi minimal murid - murid mau bersemangat belajar bersungguh - sungguh ketika ujian, murid tidak sekedar mengharapkan contekan karena dengan online mempermudah proses tukar menukar jawaban sesama teman, bisa mencari jawaban dari luar baik dari orang tua, kakak, guru les dan lain - lain. 

Bagaimana agar murid bisa menemukan solusi atas permaslaahannya secara mandiri, tidak tergantung  dari orang lain , melihat goegle atau justru ujiannya dikerjakan oleh orang lain ( joki tes).Bagaimana agar hasil yang diperoleh oleh murid adalah hasil murni/ belajar mereka bukan dari contekan / hasil pekerjaan orang karena kemudahan teknologi.

Aksi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai guru
1. Pada saat ujian maka  pengawasan kita kepada murid harus lebih baik ,jangan sampai murid mengerjakan soal online dengan HP bisa membuka tab / brosing jawaban dan kita kurang tertib dalam pengawasan pada saat ujian.
2. Upayakan gadged/ gawai  yang dipergunakan murid terprotek( tidak bisa membuka jendela lain / tab lain ) pada saat ujian misal dengan penggunaan aplikasi exambroo,CBT exam, proktor dan lain - lain
3. Apabila belum bisa terproteksi maka setidaknya kita sebagai guru pada saat membuat soal  jangan copi paste soal yang ada di internet sehingga murid bisa dengan mudah menemukan jawabannya ( lewat brandly, wikipedia, dll)
4. Dalam pembuatan soal apabila kita mengambil soal dari internet maka kita harus  merubah angka atau struktur bahasa dalam soal tersebut sehingga murid perlu berpikir untuk bisa mengerjakan soalny tidak serta merta mendapat jawaban langsung  diinternet.
5. Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal dengan tingkat soal disesuaikan dengan standart waktu pengerjaan soal ( misal 1 soal 1,5 menit)

Refleksi Hasil dan Dampak
            Dari pemaparan tersebut diharapkan dalam ujian online tidak lagi terjadi kecurangan yang akan mempengaruhi kualitas  pendidikan kita. Apabila kecurangan tidak bisa kita atasi maka murid tidak akan mendapatkan keadilan sebagai hak asasi manusia. Bisa saja terjadi murid yang sama sekali tidak mempersiapkan belajarnya memperoleh nilai lebih tinggi dibanding dengan murid yang rajin dan semangat belajar. 

Kecurangan dalam ujian online bisa membuat murid kita jadi bodoh karena hanya berusaha mencari jawaban lewat goegle atau bisa juga usaha murid sebatas bisa mencari joki tes sehingga murid sama sekali tidak memiliki keinginan belajar. Mereka berupaya mencari cara untuk bisa mencontek misal dengan aplikasi brandly, snapy,  dan lain -lain cara mencari jawaban diinternet. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline