Pada hari ini, hari Minggu tanggal 1 Juni 2014, saya mengikuti seminar nasional “BERANI BEDA JADI PENGUSAHA MUDA”. Saya memutuskan membeli tiket seharga Rp 200.000 untuk mendapat banyak ilmu dalam seminar ini. Memang saya masih meminta pada orang tua saya untuk membeli tiket ini, tapi setelah mengikuti seminar hari ini, saya ingin memastikan untuk mandiri mendapatkan uang sendiri dari jerih payah keringat dan air mata saya sendiri.
Besok saya akan menghadapi ujian lisan “Psikologi Kepribadian di kampus”. Entah mengapa hati saya merasa santai dan sama sekali tidak memikirkan hal itu pada saat seminar berlangsung. Padahal seminar tersebut mulai pukul 08.00 pagi hingga 17.30 sore. Di sana saya memberanikan diri untuk maju saat ada tawaran siapa yang ukuran sepatunya 39. Memang ukuran sepatu saya 39, tapi saat itu sepatu yang saya pakai adalah ukuran 37. Tapi tetap saja saya mendapat hadiah voucher setelah menyebutkan apa saja bisnis yang sudah saya jalani dan apa yang saya harapkan.
Di dalam seminar ini terdapat banyak pembicara yang inspiratif, bukan hanya wajah yang bersinar dan bersahaja, tetapi juga ilmu dan pengalaman mereka sangat bersinar seperti penampilannya. Saya berangkat ke seminar tersebut sendiri dengan penuh keyakinan pada diri sendiri akan kesuksesan, akan kebebasan financial sebelum saya berumur 25 tahun. Di dalam hati saya terpatri saya benar-benar ingin menjadi pengusaha muda yang tidak hanya sekadar menjual barang ekspor, tetapi membantu ekonomi Indonesia agar tidak kalah dengan produk asing. Memang produk asing dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Namun, saya rasa Indonesia bisa menciptakan produk-produk yang berkualitas baik dari segi harga maupun kualitasnya.
Termasuk salah satu pembicara yang paling saya soroti adalah Mas Wahyu Aditya, beliau adalah seorang design animasi. Saya sangat terhibur dengan beberapa karya ciptaannya, karena menurut saya karya-karyanya out of the box. Bener-bener penuh kreatifitas. Mulai dari design kaos remaja, membuat film pendek, membuat kartun, sampai-sampai membuat ulang logo-logo yang biasa dipakai untuk umum seperti logo PLN, 67 tahun dirgahayu Indonesia, komodo island, dll.
Kemudian ada juga mbak Ria Miranda, beliau adalah designer muslimah yang menggunakan konsep warna-warna pastel untuk mendesign baju karyanya. Tidak hanya menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi, tapi beliau memanfaatkan sumber budaya dari Indonesia seperti kain songket, kain, batik, dan lain-lain yang diwarna pastel untuk digunakan dalam design bajunya. Cantik, anggun, dan kreatif adalah ciri khas yang dibawa pembicara satu ini.
Pembicara lainnya adalah Mas Gamal Albinsaid, yang saat seminar tidak bisa hadir karena masih berada di London, Inggris, Cambridge University. Beliau adalah mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya. Pencetus Indonesia Medika yang terkenal dengan pengolahan sampah untuk program asuransi kesehatan gratis. Beliau menemukan beberapa inovasi karya anak bangsa seperti Sabuk pintar. Sabuk ini digunakan untuk ibu-ibu hamil yang dapat menyambungkan musik ke bayi dengan sabuk tersebut. Ada pula rumah sakit berjalan yang berguna untuk perawatan pasien dengan lebih efisien sehingga tidak perlu ke rumah sakit. Beliau sudah membuka cabang bank sapah di Sumatra. Beliau terinspirasi dari kisah khoirunnisa yang tidak bisa berobat karena ayahnya hanya seorang pemulung, hingga akhirnya khoirunnisa meninggal karena penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan karena kekurangan biaya. Akhirnya timbul inspirasi untuk menolong orang yang kekurangan, dan terdapat program membayar dengan mengumpulkan sampah. Sampah tersebut dijadikan asuransi 10.000 per bulan untuk masyarakat.
Tanpa terasa waktu di hari ini terus berlalu dan sampailah di penghujung acara. Terdapat pembicara terakhir, seorang bapak yang menceritakan sesuatu. Pada suatu ketika terdapat seorang anak kalimantan yang merantau dari pulaunya untuk berkuliah di kota Malang. Kemudian, pada saat ia memasuki penghujung semester 2, ia mengirim surat pada ibunya di kalimantan.
Isinya adalah, “Bu, saya di sini berkuliah dan sangat bahagia. Malang berhawa sejuk dan teman-teman wanitanya pun cantik-cantik. Hingga akhirnya saya merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang sangat cantik jelita dan baik hati. Tapi sekarang saya ingin meminta ibu untuk biaya pernikahan 50 juta karena saya sudah menghamili gadis tersebut. Saya butuh biaya persalinan dan menghidupi istri dan anak saya. Oia Bu, tidak hanya itu, tolong kirimkan juga 350 juta untuk membeli rumah dan membiayai seluruh kehidupan anak dan istri saya. Tidak hanya itu tetapi saya juga di drop out dan tidak mendapat pekerjaan setelah di drop out. Saya sekarang tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Demikian kegalauan saya.
Tapi Bu, saya tidak mungkin berani dengan Allah, saya takut akan siksanya. Saya tidak mungkin berani menyentuh wanita. Itu tadi hanya bergurau. Sekarang saya sudah punya bisnis sendiri dan ibu sudah saya siapkan rumah di Malang. Ibu segera ke Malang ya, saya sudah siapkan tiket haji dan umroh untuk Ibu. Anakmu.”
Dan berakhirlah seminar hari ini ....
Segera aku pulang dan menyimpan sertifikatku, bersiap untuk seminar-seminar selanjutnya dan menjadi pengusaha dan pembicara besar seperti mereka di kemudian hari.
BY: NIETHAIMOET ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H