Lihat ke Halaman Asli

Athifatul Khusniyyati Qonitah

Mahasiswa Universitas Airlangga

Mengulik Keseharian Canda dan Rindu dalam Kaleng Merah Khong Guan Joko Pinurbo

Diperbarui: 7 Januari 2024   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyair Joko Pinurbo. (Foto: KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN)

Ketika mendengar 'kaleng merah', hal apa yang pertama kali terlintas dalam benak anda? Hal apa yang citranya akan langsung muncul dalam pemikiran anda? 

Ya, tentunya ialah kaleng merah yang selalu mendiami meja-meja ruang tamu ketika musim lebaran tiba, tak lain dan tak bukan, adalah kaleng Khong Guan yang penuh akan jajanan kue kering dan wafer yang tersembunyi di kedalaman jenis-jenis kue kering lainnya. 

Begitu cerdiknya Jokpin dalam menempatkan imaji sebuah hal yang familiar dalam suasana tertentu yang hendak ia hadirkan dalam sajak-sajaknya.

Joko Pinurbo dengan gaya khasnya mengulik hal-hal yang sekilas nampak sederhana, biasa, menjadi puisi yang humor, yang tanpa kata-kata yang cukup, kita akan langsung setuju. 

Kumpulan puisi ini tampaknya dibuat dalam kurun waktu yang cukup berdekatan, yaitu sejak 2017-2019. 

Ada empat pembagian bab dalam buku antologi puisi ini, Jokpin memberi istilah kaleng kesatu sampai kaleng keempat dimana masing-masing bagiannya punya cerita unik. 

Misalnya, pada kaleng pertama, mengisahkan keseharian seseorang, permasalahan yang tampaknya begitu dekat dengan keseharian kita setiap hari. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada kutipan puisi berikut;

Menunggu Kamar Kosong di Rumah Sakit

Menunggu
itu
sakit.
Sakit itu rumit.

(2018)

Singkat, amat singkat. Tapi disinilah pembaca dapat melihat kecerdasan Jokpin. Kisahnya pada peristiwa seperti dompet, rumah sakit, ponsel, wawancara kerja sebetulnya kisah yang tragis, miris, seperti dalam puisi "Menunggu Kamar Kosong di Rumah Sakit".

Ini berkisah tentang untuk mendapat kamar dan perawatan rumah sakit saja membutuhkan alur dan persyaratan yang rumit,  tapi ia mampu melampaui kesedihan, ketidakberuntungan, kesialan, menjadi kisah berbentuk saja yang jujur apa adanya, hingga menertawakannya. 

Canda, dalam kata lain, humor, berasal dari bahasa Yunani pada ilmu kedokteran yang bermakna cairan. Dulu dipercaya bahwa kepribadian manusia bergatung pada cairan (humor) yang dominan dimilikinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline