Lihat ke Halaman Asli

Qoniatuzzakiyah 1606

Mahasiswa IAIN Jember tahun 2019. Program Srudy Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

KH. Hasyim Asy'ari Seorang Ulama Besar: Biografi, Karya-karya, dan Pemikiran Pendidikan Islam

Diperbarui: 9 April 2020   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Abstraksi: Didunia ini banyak macam pemikiran atau perspektif yang diperoleh dari beberapa banyaknya mindset orang. Pemikiran atau perspektif itupun tidak bisa tiba-tiba dikatakan salah akan tetapi tergantung bagaimana kita meyakini dan menaggapinya. Karena kita sudah memiliki porsinya sendiri untuk berfikir dengan bebas dan berperspektif ala kadarnya terhadap sesuatu oleh karena itu marilah kita saling membangun dengan sesama. 

Tak lepas dari itu semua, pemikiran bukan hanya perihal yang umum saja tapi juga perihal keagamaan. Membahas keagamaan mengingatkan kepada putra dari sang iKyai iAsy’ari dan Halimah yaitu KH. Hasyim Asyari. KH. Hasyim Asy’ari adalah seorang ulama besar yang terkenal akan ilmunya yang sangat luar biasa, terutama dalam hal keagamaan.

Beliau sangat menyukai sebuah ilmu pendidikan, sehingga di usia muda beliau menghabiskan waktu  hanya dengan meninbah ilmu. Beliau melanjutkan karir kehidupannya dalam dunia pesantren. Hingga beliau menciptakan pemikiran Pendidikan Islam dan karya-karyanya yang luar biasa, tidak heran jika sampai saat ini beliau dikenang dan sering di sanjung akan luasnya ilmu, wawasan dan akhlaqul karimah yang dimana beliau dilahirkan di lingkungan pesantren yang memengaruhi dan membentuk jati diri beliau dengan baik.

Kata kunci: Biografi, Karya-Karya, Pemikiran pendidikan Islam.

Membahas tentang kehidupan KH. Hasyim Asy’ri bisa didiskripsikan sebagai frasa yang sederhana yaitu “Dari Pesantren kembali untuk Pesantren”. Tentunya kita sudah mengetahui bahwa beliau dibesarkan dipesantren, menghabiskan sebagian besar waktunya dalam mengakuisi pengetahuan keagamaan di berbagai pesantren. Dari latar belakang hidup dilingkungan kelurga pesantren KH. Hasyim Asy’ari lahir di desa Gedang Jombang, Jawa Timur. 

Tepatnya pada hari selasa Kliwon tanggal 24 Dzulhijjah 1287 atau bertepatan pada tanggaal 14 Februari 1871 M. Beliau adalah salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama’ organisasi yang berdiri pada massa Islam terbesar di Indonesia dikalangan para Nahdliyin dan Ulama’-Ulama’ pesantren sehingga beliau dijuluki dengan sebutan Hadratus Syeikh yang berarti Maha Guru. Nama lengkap beliau adalah Muhammad Hasyim bn Abd. Al Wahid bin Abd Halimiyang memiliki gelar Pangeran Boma ibn Abd. Ar-Rahman ibn Abd. Al Aziz Abd. 

Al Fatahiibn Maulana Ushak dari Raden Ainil Yakin yang disebut dengan Sunan Giri. Berlatar belakang seorang putra dari keluarga pesantren perjalanan pendidikan KH. iHasyim Asy’ari tidak berbeda jauh dengan kebanyakan muslim lainnya. Sejak masa dini KH. Hasyim Asy’ari belajar senidiri kepada ayahnya dan kakeknya Kyai Ustman. Bakat dan kecerdasannya pun sudah dapat dilihat sejak beliau diasuh oleh ayah dan kakeknya. 

Dari kecerdasannya itu KH. Hasyim Asy’ari sudah mampu mempelajari dasar-dasar tauhid,  fiqh,  tafsir dan hadits semenjak beliau berumur 13 tahun dibawah bimbingan dan arahan ayahnya. Dari kalimat “Dari pesantren untuk pesantren” sejak umur beliau 15 tahun perjalannanya tidak hanya berhenti disitu saja akan tetapi beliau tetap giat dan gigih dalam mencari ilmu seperti halnya kurang lebih lima pesantren di Jawa Timur sudah beliau singgahi. 

Dengan rasa semangat yang bergejolak akan hausnya ilmu kemudia Kh. Hasyim Asyari pergi kemadura untuk bertemu dengan guru-gurunya yang kelak bisan memengaruhi pemikiran, beliau adalah Syeikh Kholil Bangkalan Madura beliau belajar tentang tata bahasa, sastra Arab, fiqh dan sufisme selama 3 bulan. Sedangkan saat berada di pesantren Siwalan, KH. Hasyim Asy’ari fokus ibelajar fiqh selama 2 tahun yang berguru kepada Kyai Ya’qub. Bahkan, beliau juga pernah berguru atau belajar di Semarang bersama Kyai Ahmad Dahlan (Muhammadiyyah). 

Dari semua sejarah keluarga dan pendidikan KH. Hasyim Asyari yang sangat dikenang oleh Negara Indonesia dan masyarakatnya beliau wafat tepat pada tangga 7 Ramadhan 1366 atau 25 Juli 1947. Dikarenakan tekanan darah tinggi yang disebabkan ketika setelah ibeliau mendengar berita dari Jenderal Sudirman dan Bung Tomo. Bahwa pasukan Belanda yang kepemimpinan Jenderal Spoor telah kembali ke Indonesia dan memenangkan pertempuran di Singosari (Malang) dengan meminta korban yang banyak dari rakyak biasa. KH. Hasyim Asy’ari sangatlah terkejut dengan peristiwa tersebut sehingga beliau terkena serangan stroke yang menyebabkannya meninggal dunia.

Selain menjadi pendiri Nahdlatul Ulama’ (NU) dengan kecerdasan, luasnya wawasan dan dalamnya ilmu yang dimiliki beliau. KH. Hasyim Asyari banyak sekali menulis karya-karyanya yang bermanfaat untuk ikemaslahatan ibersama idan dengan karya-karyanya beliau dikenang sepanjang masa, diiantaranya:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline