Lihat ke Halaman Asli

Qomaruddin

Penulis Lepas

Gerakan Pramuka: Dari Masa Kini Menuju Indonesia Emas 2045

Diperbarui: 13 Januari 2025   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ka Kwarnas tekankan peran strategis Pramuka dalam membangun generasi muda yang tangguh (Sumber: Dok. Pribadi)

Dalam hiruk-pikuk tantangan zaman, Pramuka seperti cahaya api unggun yang terus menyala di tengah arus globalisasi dan krisis identitas. Pada pembukaan Rapat Paripurna Andalan Tahun 2025 di Cibubur, Minggu 12 Januari 2025, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kakak Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso, menyampaikan gagasan besar tentang peran strategis Pramuka dalam membangun generasi muda yang tangguh.

Pemaparan beliau tidak sekadar menjadi laporan tahunan, tetapi lebih dari itu, menjadi seruan moral bagi kita semua untuk kembali memahami inti dari gerakan ini: membangun karakter, membentuk generasi yang berdaya, dan menjawab tantangan zaman.

Pramuka dan Nilai yang Abadi

Di tengah derasnya perubahan, Pramuka berdiri kokoh sebagai gerakan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai iman, takwa, akhlak mulia, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini tidak lekang oleh waktu, namun tantangan masa kini memerlukan bentuk pengamalan yang lebih kontekstual.

Sebagai orang tua, pendidik, atau bahkan pemuda, pernahkah kita bertanya, sejauh mana generasi kita saat ini memahami arti penting karakter? Apakah kita telah memberi mereka bekal yang cukup untuk menghadapi dunia kerja yang semakin kompleks, perubahan iklim yang mengancam, dan ketergantungan pangan yang mengkhawatirkan?

Ketua Kwarnas mengingatkan bahwa Pramuka bukanlah organisasi yang hanya "bermain api unggun." Pramuka adalah agen perubahan, motor penggerak generasi yang siap beradaptasi dengan teknologi, menjawab tantangan global, dan menjaga kedaulatan pangan bangsa.

Tantangan Generasi Muda: Masalah Kita Bersama

Angka pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda---sekitar 3,6 juta generasi muda usia 15--24 tahun yang belum mendapatkan pekerjaan---seharusnya menjadi alarm bagi kita semua. Laporan lain bahkan menyebutkan bahwa 6 dari 10 perusahaan telah memutus hubungan kerja dengan lulusan baru. Alasannya bukan hanya kurangnya keterampilan teknis, tetapi juga lemahnya kemampuan kerja sama, komunikasi, dan ketahanan mental.

Ini bukan sekadar angka, melainkan wajah nyata dari generasi yang sedang bertarung untuk menemukan pijakan di tengah persaingan. Apa yang salah? Dan yang lebih penting, apa yang bisa kita lakukan?

Pramuka hadir sebagai ruang untuk membekali generasi muda tidak hanya dengan keterampilan praktis, tetapi juga mentalitas pejuang yang adaptif dan berdaya tahan. Namun, ini hanya mungkin jika kita semua, sebagai orang tua, pemimpin, dan masyarakat, turut terlibat dalam mendukung gerakan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline