Setelah covid dinyatakan turun, kemudian pemerintah memperbolehkan sekolah - sekolahan untuk membuka serta memulai pembelajaran dengan melalui PTM (Pemelajaran Tatap Muka) yang pertama kali dengan pelaksanaan yang cukup ketat dan disiplin sehingga kondisi nya bisa tetap stabil.
Dengan protokol yang sangat lengkap mulai dari masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak, serta memasukkan siswa secara bertahap 50% 50%, mungkin sehari, dua hari akan tidak nyaman karena terlalu lama di rumah, dan terkadang masih malu malu untuk datang serta berbicara kepada teman teman maupun guru apalagi terhadap siswa yang kelasnya masih rendah seperti kelas satu, dua, dan tiga. Untuk itu guru harus mengawalinya kegiatan pembelajaran dengan mengadakan serta mengajak bermain dan bernyanyi sesuai dengan protokol kesehatan agar suasana di dalam kelas tidak terlalu tegang, membosankan dan akan memberikan kesan kesenangan dihari pertama saat masuk sekolah dan bertemu dengan teman - teman dan guru.
Tidak hanya saat mengawali kegiatan saja tetapi bermain juga bernyanyi bisa diterapkan saat menyampaikan materi di dalam kelas. Salah satunya pengenalan bahasa Arab dasar pada kelas satu, dua, dan tiga diawali dengan pengenalan huruf hijaiyyah kemudian kosakata -- kosakata sederhana, dilanjutkan dengan menghafalkan kosakata sesuai pelafatan yang benar. Hal ini diperlukannya metode ataupun media yang dapat membantu serta memudahkan peserta didik untuk memahami huruf hiyaiyyah, kosakata, dan pelafalan dengan benar.
Oleh karena itu metode yang tepat untuk anak- anak di usia peserta didik adalah dengan guru memperagakan kemudian peserta didik mendengarkan, menyimak, lalu mempraktekkannya atau biasa dikenal dengan audio dan visualisasi. hal ini sangat efektif bila digabungakna antara metode menyinyi dengan menghafal, sebagai contoh materi pengenalan huruf hijaiyyah, guru yang mengajar menulis materi di papan tulis kemudian menayangkan atau mendengarkan kartun yang membaca huruf hijaiyyah, lalu di ulangi satu sampai dua kali kemudian di hafalkan bareng bareng dengan cara bernyanyi sambil menyebutkan huruf hijaiyyah.
Selanjutnya pengenalan angka dari satu sampai sepuluh, guru yang mengajar menulis materi di papan tulis, kemudian membacakan dan memperagakan tulisan yang di papan tulis dengan bernyanyi dan media yang di gunakan seperti media pensil, media buku untuk ditunjukan kepada anak anak bahwa bukunya berapa dan dalam bahasa arabnya apa, selain itu bisa juga dengan permainan tebak angka secara sederhana dan media yang bisa digunakan adalah mendengarkan film ataupun suara audio/rekaman dan lain sebagainya.
Para peserta didik akan merasa senang sekaligus mudah untuk mengingat hafalannya apabila dinyanyikan secara berulang - ulang, terus - menerus serta bernyanyi dengan mengganti lirik lagu menjadi kosakata yang akan dihafalkan secara bersama - sama.
Selain dapat membantu serta memudahkan peserta didik dalam memahami materi, permainan serta bernyanyi juga dapat membantu membentuk peserta didik menjadi lebih percaya diri, komunikatif, aktif, dan bertanggung jawab dalam pertemanan dan pembelajaran, serta dapat menghormati dan mengahrgai satu sama lain dalam berbeda berpendapat.
Peserta didik akan mudah memahami materi apabila peserta didik merasa senang, dihargai, diperhatikan dan di kasih sayang secara merata ke semua anak sehingga tidak ada yang merasa di jauhi iri, dan dengki itu akan menciptakan semangat bagi peserta didik dalam mempelajari hal yang baru.
Hal ini tidak hanya berlaku pada materi pengenalan bahasa Arab dasarnya saja melainkan pada tingkat bahasa arab selanjutnya dan pada mata pelajaran lainnya. Demikian lah metode bermain permainan dan bernyanyi dalam pengenalan bahasa arab dasar pada Sekolah Dasar Islam, dalam hal ini metode bermain permainan dan bernyanyi itu bisa dikerjakan diawal sebagai permulaan dan pembuka saat sebelum pembelajaran di mulai agar memberikan kesan semangat dan konsentrasi, kemudian saat melakukan pembelajaran dan pertengahan pembelajaran agar tidak terlalu bosan dan di akhir pembelajaran dengan tujuan agar materi yang diberikan kepada siswa bisa diingat dan di hafalkan di rumah.
"Gunakanlah kesempatan itu untuk mendekati hatinya, agar dapat mengetahui bahwa apa yang sedang dialaminya, jadilah orang tua kedua yang memperhatikannya, bantulah peserta didik saat mereka jatuh dan tak bisa bangkit, beri dorongan dan semangat dan jadilah temannya, sesungguhnya mereka hanya butuh diperhatikan, dibela dan dikasih sayang jangan terlalu sering dibandingkan dengan orang lain. Semangat, prestasi dan senyuman mereka adalah hasil kerja keras kita bagi para pendidik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H