Lihat ke Halaman Asli

Qois Astiya

mahasiswa

UNEJ Mengabdi di Desa Sumber Pandan, Menyulap Limbah Menjadi Berkah

Diperbarui: 25 Juli 2024   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi Pribadi)

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan program pengabdian masyarakat yang wajib diikuti oleh mahasiswa di Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di perkuliahan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. 

Pada tahun 2024, sekelompok mahasiswa dari Universitas Jember (UNEJ) melaksanakan program KKN UMD (UNEJ Membangun Desa) di Desa Sumber Pandan, Kecamatan Grujugan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Desa Sumber Pandan dipilih sebagai lokasi KKN karena memiliki potensi yang besar di bidang pertanian.

Desa Sumber Pandan  terbagi menjadi 4 dusun, yaitu dusun Krajan I, Krajan II, Curahkebo I dan Curahkebo II. Desa ini memiliki 6 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT). Mayoritas penduduknya adalah petani yang menanam tembakau, cabai, padi. 

Desa ini masih menjaga tradisi masyarakat seperti kegiatan sholawatan yang terbagi berdasarkan kelompok masyarakat. Desa ini memiliki luas wilayah 161,49 hektar yang tersebar dengan bentuk geografis yang memanjang. Sekitar 56% lahan digunakan untuk bertani dan berkebun. 

Desa Sumber Pandan, yang terletak di Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Jawa Timur, saat ini tengah dihadapkan pada krisis kekurangan pupuk. Hal ini menyebabkan kekhawatiran besar bagi para petani di desa tersebut, karena pupuk merupakan elemen vital dalam menunjang hasil panen. 

Kekurangan pupuk ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada ketahanan pangan desa. Hasil panen yang menurun dapat memicu kelangkaan bahan makanan pokok dan meningkatkan angka kemiskinan. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah konkrit untuk mengatasi permasalahan ini. Distribusi pupuk bersubsidi perlu dioptimalkan dan diawasi agar tepat sasaran. Solusi alternatif seperti pupuk organik atau program pendampingan petani juga perlu dicari untuk meningkatkan kesuburan tanah tanpa pupuk kimia. 

Terinspirasi oleh krisis pupuk yang melanda Desa Sumber Pandan, Kelompok 90 KKN  Universitas Jember mengambil tema "LOGAWA: Baglog Untuk Semua" yang memiliki pengertian berupa solusi pemanfaatan limbah jamur tiram sebagai pupuk organik untuk menjadi solusi inovatif bagi permasalahan tersebut. 

Melalui tema ini, Kelompok 90 bermaksud untuk memberdayakan masyarakat Desa Sumber Pandan dalam menghasilkan pupuk organik secara mandiri, memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar desa. 

"LOGAWA: Baglog Untuk Semua" diharapkan dapat menjadi alternatif yang lebih murah dan ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia yang saat ini sulit diakses dan berdampak negatif pada lingkungan. Dengan mengusung tema "LOGAWA: Baglog Untuk Semua", Kelompok 90 KKN UMD berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan Desa Sumber Pandan dan mewujudkan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline