Lihat ke Halaman Asli

Legenda Tenis Dunia Ragu Kapabilitas Becker sebagai Pelatih

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13939259321701279476

[caption id="attachment_325835" align="aligncenter" width="300" caption="Novak Djokovic dilatih Boris Becker sejak awal tahun ini. Foto: http://www.tennisworldusa.org"][/caption]

Pasca kekalahan Novak Djokovic dari Roger Federer di semifinal Dubai Duty Free Tennis Championships, minggu lalu, banyak penggemar, penggiat dan pengamat tennis dunia meragukan keputusan Nole menggaet Boris Becker sebagai pelatihnya. Salah satunya adalah Ion Tiriac. Legenda tennis asal Rumania ini mempertanyakan kapabilitas seorang Boris Becker sebagai pelatih.

Sebagaimana dilansir Daily Bild, Tiriac mengatakan dengan tegas, “saya tidak tahu apakah Becker seorang pelatih yang bagus. Bahkan saya tidak tahu apakah dia (Becker) seorang pelatih atau hanya seseorang yang mencoba menjadi pelatih”.

Tiriac, mantan petenis top 10 dunia tahun 1968 yang namanya sudah tercatat pada the International Tennis Hall of Fame, mengatakan mengapa dia berpendapat demikian, “jika tugas Becker meningkatkan teknik permainan Djokovic, maka Becker adalah orang yang salah untuk melakukan itu. Tidak seorang-pun yang bisa mengajari teknik bermain tenis pada seorang jawara dan pemain top sekelas Djokovic. Seorang pelatih haruslah orang yang lebih tahu pemain daripada pemain itu sendiri, yang akan memberikan arahan dan bimbingan pada apa yang dibutuhkan sang pemain, dan memberikan bantuan pada hal-hal yang sangat diperlukan pemain. Lihatlah apa yang dilakukan Ivand Lend pada Andy Murray. Dia (Ivan Lend) mengarahkan pada aspek psikologi Murray yang memang sangat diperlukan”.

Jika dilihat lebih jauh, pendapat Tiriac ini ada betulnya. Sejak ditangani Beceker, Novak Djokovic belum merengkuh satu gelar pun, bahkan dia tidak mampu mempertahankan gelar yang didapatnya tahun lalu, Grand Slam Australian Open dan Dubai Duty Free Tennis Championships, sekaligus menghentikan 14 berturut-turut masuk ke semifinal ajang grand slam. Namun disisi lain, kebersamaan Nole dengan Becker masih seumur jagung; kurang lebih 2 bulan. Mencetak banyak gelar, tidak instant dan mudah. Butuh waktu dan kerja ekstra untuk melihat hasilnya, berhasil atau gagal.

Marilah kita tengok kebersamaan Murray dan Ivand Lend yang dimulai sejak tahun awal 2012. Hasilnya benar-benar dirasakan sejak pertengahan tahun 2012 dan sepanjang tahun 2013, tahun yang bisa dikatakan puncak karir seorang Anyd Murray.

Kesuksesan pasangan Murray dan Lend ditandai dengan torehan medali emas Murray berkat kemenangan telaknya atas Roger Federer, 6–2, 6–1 dan 6–4, di final Olimpiade London, 2012, yang kemudian disusul dengan gelar Murray di US Open 2012 setelah di final mengandaskan Djokovic 7–6(12–10), 7–5, 2–6, 3–6 dan 6–2. Kesuksesan itu terus berlanjut sampai pada gelaran Wimbledon 2013. Pada ajang tersebut, Andy Murray, jagoan tuan rumah, di final menang straight set atas Novak Djokovic 6–4, 7–5 dan 6–4, sekaligus menambah koleksi gelar Murray menjadi 2 geler. Gelar Wimbledon tersebut mengakhiri penantian 76 tahun Inggris untuk melihat petenisnya mengangkat tropi Wimbledon setelah Fred Perry melakukannya pada tahun 1936. Juga menjadikan Murray sebagai petenis putra Inggris pertama yang memenangi gelar Wimbledon sejak era terbuka.

Nah, tidak mudah bukan mencetak seorang champion?

Penulis adalah admin group FB “DF Tennis” (DF Tennis: update beritanya, seru member-nya, asyik dan kocak komennya, serta meriah kuisnya). Yuuk gabung…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline