Lihat ke Halaman Asli

qoem ahmad

amatir documentary

Tim Sybli-Zainal Belum Bergerak Efektif dalam Pilkada Polman 2024

Diperbarui: 9 September 2024   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tim media Pasti

Hasil survei terbaru Pilkada Polman menunjukkan bahwa pasangan KH Sybli-Zainal masih berada di posisi kurang menguntungkan dibandingkan kompetitornya. Dengan elektabilitas yang belum signifikan, mereka tampaknya kalah saing dibandingkan Andi Bebas Manggazali, yang memimpin dengan 24% dukungan, dan Dirga Adhi Putra di angka 18,9% (identitas.co.id)(Sulbar Today).

Hal ini menunjukkan bahwa tim Sybli-Zainal masih tampak belum bergerak maksimal dalam menggalang dukungan, terutama di segmen pemilih muda dan perkotaan.

Sebagai mantan legislator DPD RI dua periode dan eks Rektor Universitas Al-Asy'ariah Mandar (Unasman), KH Sybli memiliki rekam jejak kepemimpinan yang mumpuni. Namun, popularitas sebagai figur religius belum sepenuhnya dikonversi menjadi elektabilitas politik. Di tingkat akar rumput, timnya terlihat lemah dalam menggerakkan mesin politik yang seharusnya menjadi andalan. Mobilisasi lapangan belum terstruktur dengan baik, dan pendekatan kepada pemilih muda belum sepenuhnya efektif. Pemilih di segmen ini, yang lebih menyukai program ekonomi kreatif, digitalisasi, dan lapangan kerja, masih belum digarap dengan serius.

Selain itu, komunikasi politik yang diusung tim Sybli-Zainal juga terkesan kurang dinamis. Meski program keagamaan yang mereka tawarkan mendapat apresiasi dari komunitas religius, itu belum cukup untuk meraih dukungan luas dari kalangan pemilih pragmatis yang mencari pemimpin dengan program pembangunan ekonomi konkret. Pendekatan kampanye harus lebih inklusif dan menyentuh isu-isu penting seperti infrastruktur, lapangan kerja, dan pelayanan publik yang menjadi perhatian utama masyarakat Polman.

Keterbatasan sumber daya dan pengaruh politik juga menjadi kendala utama. Tim Sybli-Zainal terkesan tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk bersaing dengan kompetitor lain seperti Bebas-Siti, yang didukung oleh jaringan partai politik yang lebih kuat dan terorganisir. Tim Dirga-Iskandar juga sudah lebih aktif di lapangan dengan mengadakan kunjungan intensif ke desa-desa (Sulbar Today), sementara tim Sybli-Zainal masih minim terlihat dalam kegiatan yang mampu meningkatkan daya tarik elektoral.

Secara keseluruhan, jika tim Sybli-Zainal tidak segera mengubah strategi dan memperkuat mesin politik mereka, peluang untuk memenangkan Pilkada Polman semakin kecil. Mereka perlu memperbaiki komunikasi publik, memperkuat mobilisasi di lapangan, dan lebih fokus pada isu-isu pembangunan ekonomi yang relevan bagi seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segmen religius. Dengan waktu yang semakin mendekati hari pemilihan, tim ini harus bergerak cepat atau risiko tertinggal dari kompetitor semakin besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline