Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai sambutan yang diterima Presiden Prabowo saat melakukan kunjungan ke sejumlah negara merupakan bentuk penghormatan kepada Indonesia.
"Sambutan baik yang diterima Presiden Prabowo selama kunjungannya ke sejumlah negara, termasuk Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) memang bisa dianggap sebagai sinyal penghormatan terhadap posisi Indonesia dalam politik internasional," kata Fahmi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/11).
Selain itu, Fahmi juga melihat respons dari negara-negara yang dikunjungi Prabowo membuktikan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan Asia Tenggara dan, secara lebih luas, sebagai bagian dari negara-negara G20.
"Jadi, diplomasi Prabowo---terutama di tengah situasi global yang bergejolak---menunjukkan adanya pengakuan atas peran Indonesia sebagai negara yang menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan," tutur Fahmi.
Kendati demikian, Fahmi juga mengingatkan Prabowo juga harus perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang menyangkut kepentingan geopolitik negara yang ia datangi.
"Kunjungan ke Tiongkok dan Amerika, misalnya, datang di tengah ketegangan antara kedua negara, dan di sinilah Indonesia bisa menjadi mitra strategis yang "netral" sekaligus berpengaruh di kawasan," jelasnya.
Fahmi berpendapat kehadiran Prabowo di dua negara besar turut memastikan posisi Indonesia pada sejumlah isu seperti Laut Cina Selatan. Selain bukti bahwa Indonesia dihargai, ia melihat perlu kecermatan untuk melihat kepentingan dalam perjumpaan tersebut.
"Kehadiran Presiden Prabowo di Beijing maupun Washington telah memastikan bahwa Indonesia tetap bersikap seimbang dalam menyikapi isu-isu seperti Laut Cina Selatan dan kawasan Indo-Pasifik," terang Fahmi.
"Sebenarnya ini bukan hanya bukti bahwa Indonesia dihormati, tetapi juga adanya kepentingan-kepentingan tertentu dari negara-negara besar tersebut yang perlu dikelola dengan cermat," imbuhnya.
Selain itu, Fahmi mengatakan posisi netral Indonesia di tengah ketegangan geopolitik global ini adalah aset diplomatik yang besar. Menurutnya, ini juga bukti bahwa Indonesia dipercaya.