Lihat ke Halaman Asli

Andhika Aqil

Jiwa yang melayang-layang di ruang hampa

Jeratan Jeruji Palsu

Diperbarui: 24 April 2024   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat datang para pendosa,
Di tanah terkutuk,
Buang hatimu jauh-jauh di kutub,
Dan biarkan itu membeku disana.

Hiraukan babi diatas sana,
Dia sedang bahagia berenang,
Lihatlah betapa banyak hartanya,
Semua itu dapat membebaskan kita semua.

Kita sudah tidak bisa tertolong,
Tuhan telah meninggalkan kita,
kita ciptakan sang penolong,
Yang akan menyelamatkan kita semua.

Apa gunanya doa sia-sia,
Mereka tak bisa membebaskanmu dari jeratan,
Otak dangkal, terbukalah!
Kertas ini adalah tuhan, nabi, dan ayat.

Tidak, kita bukan manusia,
Manusia akan sengsara jika ia putus asa,
Tidak, kita masih bisa tersenyum bahagia,
Senyum bahagia dan kesopanan lah yang akan membebaskan kita!

Kita akan menari sampai matahari terbenam di timur,
Kita akan berdansa sampai matahari terbit di barat,
Kita akan bebas hingga matahari tiada,
Kita akn selalu berada di atas asal fana tetap ada.

Lagipula hidup akan berakhir,
Untuk apa menahan diri?
Tanpa penyesalan di akhir hari,
Capailah puncak nafsumu sebelum ini semua berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline