"Nggak... ini aneh" Ucapnya dengan frutasi, kertas yang lama digantikan dengan kertas baru.
"Kelihatan miring, nggak bagus samsek!" Gerutunya. Dengan emosi yang memuncak, kertas tersebut diremas menjadi bulatan tak berbentuk dan dibuang begitu saja.
"Aargghhh!!" Dengan penuh amarah, Delu membuang pensilnya jauh-jauh.
Sudah berjam-jam Delu berada di meja belajarnya, ditemani dengan cahaya lampu belajar hitam kecil yang selalu menemani, menyinari meja belajar berantakan penuh dengan kertas dan buku yang tidak pernah dirapikan. Delu tidak sendiri, dia ditemani dengan boneka kucing calico nya yang terduduk di pojok meja belajarnya, seolah memberikan dukungan dalam diam. Ia mencoba untuk mendapatkan hasil yang sempurna, tapi tetap saja, tidak ada mahakarya yang dapat tercipta dari tangannya. Bahkan kursi belajar yang empuk sekarang rasanya sudah mulai menusuk pinggang Delu, Ia sudah duduk terlalu lama tanpa istirahat.
"Duh, aku kenapa sih kok jadi gini" Gumam Delu, dia benci dirinya sendiri karena otaknya dan tangannya tidak mau bekerja sama dengan baik.
Delu pusing, dari tadi ia hanya membuat sketsa lalu membuang sketsanya. Sketsanya tidak ada yang bagus sama sekali, semua hanya coretan belaka. Karena buntu, Delu memutuskan untuk menyudahi aktivitasnya. Delu beranjak dari kursi yang telah ia duduki berjam-jam dan meregangkan dirinya sendiri, akhirnya semua beban di punggungnya terasa ringan.
"Ugh... capek..." Gerutu Delu, otot-otonya semua terasa kaku.
Delu yang sudah kelelahan pun langsung mengistirahatkan diri di kasurnya yang empuk, akhirnya mengistirahatkan punggunya. Tubuhnya terasa rileks, namun pikirannya tidak. Delu masih dihantui ketidak puasan, mengapa ia tak bisa menghasilkan gambar yang bagus? Delu merasa buntu dari berbagai arah, dia menarik rambutnya dan mengacak-ngacaknya. Langit-langit yang dilihatnya juga sama, kosong seperti pikiran Delu.
Delu mencari pelarian dari tekanan yang membebani pikirannya dengan mendengarkan musik, Delu membuka aplikasi sportify untuk mendengarkan artist favoritnya, Hindia. Lirik-lirik dan nadanya memberikan sedikit ketenangan bagi Delu, lebih baik daripada tidak sama sekali. Delu mengatur lagi nafasnya pelan-pelan, mencoba menenangkan diri. Ia memejamkan matanya, menikmati lebih dalam musik yang ia dengarkan.
Delu pun mulai menikmati instrumennya, dan ikut menyanyikan lirik lagunya. Seakan akan lagu yang ia dengarkan dapat mewakili perasaan yang ia alami saat ini, Ia bukan satu-satunya orang yang mengalami ini. Seiring waktu berjalan, Delu sudah melupakan semua masalah yang ia alami, pikirannya sudah tidak berantakan lagi. Akhirnya pikiran Delu sudah rileks dan tenang, beban pikirannya sudah tak berat lagi.
Setelah mendegarkan musik untuk cukup lama, Delu memutuskan untuk beristirahat. Saking lelahnya dirinya, ia terlalu malas untuk mematikan lampu kamarnya. Delu menaruh handphonenya disamping kasur dan langsung memejamkan matanya untuk tidur. Mungkin yang selama ini ia perlukan hanyalah istirahat.