Lihat ke Halaman Asli

Andhika Aqil

Jiwa yang melayang-layang di ruang hampa

Puisi dari Mulut untuk si Landak (2)

Diperbarui: 3 Februari 2024   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(ini landak)

Sungguh ironisnya
Kau melihatku kekeringan
dan aku melihatmu kelaparan
Siapa penyebabnya?


Andai busukmu bertahan dalam diam,
Andai baumu tak meracau dalam hening,
Kita masih dapat merasa hangatnya makan malam,
Tapi pada akhirnya kita bersama merusak hening.

Apakah kau pernah memikirkan
Tentang apa yang kau katakan
Karenamu Raja ingin membunuhmu
dan Ratu memenjarakanmu

Dia menjauhimu karena busukmu itu
Mereka menjauhimu
Tidak akan ada yang mau bersamamu
Karena kaku mu itu
Akulah parasitnya


Ini semua karenamu
Aku membusuk
Aku membesar
dan aku terbakar


LEBIH BAIK KITA SEMUA TERBAKAR
DAN AKAN KU CABUT SELURUH SARAFMU SAMPAI KE AKAR
KAU TIDAK PANTAS MENGINJAKKAN KAKIMU DI KERAJAAN INI
AKU TAK INGIN MATI SENDIRI
KAU HARUS MATI BERSAMAKU
BERSAMA KITA MENJADI ABU

- puisi bersambung - Landak (2)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline