Lihat ke Halaman Asli

Qisti Aufa Afifah

Mahasiswa Pendidikan Masyarakat, Universitas Pendidikan Indonesia

Pejuang Muda Kabupaten Sumedang: Validasi Data Penerima Bantuan Hingga Pemberdayaan Budidaya Lele dalam Ember

Diperbarui: 11 November 2022   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kementerian Sosial Republik Indonesia menggandeng Badan Pusat Statistik telah mengadakan suatu program khusus bagi mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk terjun langsung ke lapangan untuk berkiprah di masyarakat. 

Program ini dinamakan Pejuang Muda yang berlangsung tahun 2021 dari bulan Oktober sampai Desember. Kegiatan ini diinisiasi untuk memvalidasi data riil lapangan penerima bantuan Program Penerima Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan data yang sudah tercatat di BPS. Program Pejuang Muda membagikan mahasiswa yang mendaftar untuk ditempatkan dalam kelompok ke seluruh pelosok Indonesia.

Mahasiswa dilatih untuk dapat berkoordinasi dengan dinas sosial, kepala desa, kepala dusun, ketua RW, ketua RT, sampah pendamping PKH setempat untuk dapat terjun ke rumah-rumah warga dan melaksanakan validasi melalui aplikasi SAGIS. 

Selain itu, mahasiswa juga mengasah keberanian diri untuk dapat memperoleh data yang sudah diminta aplikasi SAGIS dengan melakukan wawancara dengan penerima manfaat bantuan. Tidak jarang, banyak mahasiswa yang menerima penolakan dan cacian, tetapi banyak juga penerima manfaat yang membuka diri ketika didatangi mahasiswa.

Selain melakukan validasi data, mahasiswa juga diharuskan untuk membuat suatu program pemberdayaan di wilayah bertugas. Di Kabupaten Sumedang, terdapat tiga kecamatan yang harus divalidasi datanya, yaitu Kecamatan Buahdua, Kecamatan CImalaka, dan Kecamatan Cibugel. 

Tim Pejuang Muda Sumedang berjumlah dua belas orang dan masing-masing orang diberikan seribu data penerima PKH dan BPNT untuk diverifikasi. Total data yang harsu divalidasi oleh Tim Pejuang Muda Sumedang berjumlah dua belas ribu. Untuk memudahkan koordinasi, maka pemberdayaan dilakukan di salah satu wilayah bertugas, yaitu Kecamatan Cibugel, tepatnya di Desa Tamansari.

Terdapat empat jenis program yang dapat dipilih oleh mahasiswa, di antaranya Pengembangan Program Bantuan Sosial, Pemberdayaan Fakir Miskin dan Lanjut Usia, Pola Hidup sehat dan kesehatan lingkungan, serta Fasilitas untuk kepentingan umum. 

Pejuang Muda Sumedang mengambil fokus pada pemberdayaan fakir miskin dan lanjut usia dengan tujuan supaya dapat mengeluarkan para penerima manfaat bentuan dari lingkaran kemiskinan yang menjerat mereka. Program kami dinamakan Budikdamber atau Budidaya Lele dalam Ember.

Tim Pejuang Muda Sumedang memberikan pelatihan untuk membudidayakan lele di dalam ember. Di atas ember tersebut dapat diisi tanaman kangkung. Peserta yang menjadi sasaran pelatihan merupakan penerima manfaat PKH Desa Tamansari yang berjumlah dua puluh orang. Selain memberikan pelatihan, Pejuang Muda Sumedang juga memfasilitasi peserta dengan memberikan peralatan serta bahan yang dibutuhkan dalam proses pembudidayaan seperti ember, gelas plastik, benih lele, benih kangkung, serta pakan.

Setelah Pejuang Muda Sumedang menyelesaikan tugas, program pelatihan Budikdamber masih terus dipantau oleh pendamping PKH Desa Tamansari dan tim. Pejuang Muda Sumedang sudah berakhir, tetapi semoga ilmu yang disampaikan saat pelatihan Budikdamber terus hadir dan berkembang pada penerima manfaat PKH di Desa Tamansari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline