Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat.
Adapun toleransi yang dilarang adalah toleransi dalam masalah akidah, artinya kita dilarang mempertukarkan akidah atau turut serta dalam peribadatan agama lain atau mengikuti ajaran agama lain. Dalam masalah muamalah maliyah umat Islam dapat berhubungan dengan non muslim selama objek yang ditransaksikan dan akadnya dibolehkan dalam Islam.
Dalam Islam sendiri, sangat jelas diajarkan bahwa Islam adalah agama yang sangat toleran. Hal ini dapat dibuktikan dalam beberapa ayat Al-Qur'an dan hadits Rasulullah SAW,
"Katakanlah: "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kafirun: 1-6)
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang inkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada buhul tali yang amat kuat dan tidak akan putus. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Baqarah: 256)
Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sejak pertama kali hadir di muka bumi yang dibawa oleh para Rasul Allah. Islam telah mengajarkan nilai toleransi yang dikenal dengan konsep tasamuh yang salah satunya mengatur bagaimana hubungan dengan umat beragama lain.
Toleransi yang ada dalam ajaran Islam juga ditegaskan dalam QS. Al-Maidah: 48,
"Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan".
Karena ada umat selain Islam ini, maka penting bagi umat Islam bersikap toleran kepada umat lain dengan tidak mengganggu agama dan ibadah mereka yang mereka tidak mengganggu umat Islam.
Meski Islam telah menjadi agama yang paling toleran, umat Islam kerap disudutkan dengan tudingan intoleran. Hal ini terjadi karena pengertian nilai toleransi dari pihak di luar Islam telah bergeser semakin menjauh dari batasan-batasan Islam. Sehingga cenderung mengarah kepada sinkretisme agama yang mengajarkan prinsip "semua agama sama baiknya".
Sikap toleran memiliki batasan yakni hanya sebatas menghormati atau menghargai umat beragama lain, tapi tidak sampai mengikuti atau membenarkan agama dan ibadahnya baik dalam bentuk sebatas ucapan maupun perbuatan. Dalam hal ini bisa diambil contoh dari kasus yang sering terjadi yaitu ucapan selamat natal dari umat Islam ke umat Kristen. Ucapan ini sama saja dengan kita membenarkan dan mengakui ibadah umat agama lain. Sehingga, kita mengabaikan prinsip akidah Islam yaitu hanya agama Islam yang benar dan satu-satunya yang diridai Allah SWT. Maka dari itu, kita harus berhati-hati biarpun sekedar ucapan sama saja kita telah mengakui dan menerima kemusyrikan yang dilakukan kepada Allah SWT.